Kadin Jatim Optimistis Kinerja Pariwisata 2023 Naik Dua Kali Lipat
Ketua Umum Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto Surabaya, memorandum.co.id - Setelah tiga tahun terhempas pandemi Covid-19, kini kinerja sektor pariwisata Jawa Timur berangsur membaik. Pada tahun 2022, sektor ini mulai kembali bangkit. Apalagi memasuki tahun 2023, penghapusan pembatasan pergerakan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh Presiden Joko Widodo bisa memaksimalkan potensi wisata. Ketua Umum Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto, memprediksi kinerjanya bakal naik dua kali lipat di banding tahun 2022. Pandemi Covid-19 memang telah menghantam sektor pariwisata Jatim dengan dangat keras. "Prediksi kami, sektor pariwisata Jatim pada tahun ini bakal naik dua kali lipat. Jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik bakal naik signifikan, termasuk MICE ( meetings, incentives, conferences and exhibitions) juga akan naik. Di Batu saja, pada tahun 2022 jumlah wisatawan domestik mencapai 7,4 juta wisatawan. Ini menjadi sinyal bahwa pariwisata kita akan tancap gas pada tahun ini," ujar Adik Dwi Putranto. Lanjut Adik, selain pencabutan aturan PPKM, turunnya harga tiket pesawat terbang juga berkontribusi besar terhadap kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang akan ke Jatim. "Untuk sektor transportasi juga ada penurunan harga, tiket pesawat turun. Hal ini berdampak sangat bagus dalam meningkatkan kunjungan wisman karena sebenarnya Jatim miliki banyak destinasi wisata yang bertaraf internasional seperti Bromo, Ijen dan Gili Iyang," katanya. Agar kinerja semakin moncer, maka Kadin Jatim akan terus membantu promosi pariwisata, baik dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam negeri, Kadin Jatim bersama Pemprov Jatim selalu menyelenggarakan kegiatan Misi Dagang, termasuk promosi pariwisata. "Begitu juga dengan luar negeri, saat melakukan Misi Dagang ke sejumlah negara kami selalu mempromosikan pariwisata Jatim. Promosi juga kami lakukan saat kedatangan tamu atau delegasi dari luar negeri ke kantor Kadin Jatim" terangnya. Selain melakukan promosi, Kadin Jatim juga secara kontinyu mendorong peningkatan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) berkompeten di titik wisata, khususnya untuk daerah yang sektor pariwisatanya masih baru berkembang seperti Kediri, Pasuruan, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Madura. "Kalau di kota wisata seperti Batu dan Banyuwangi, sudah banyak SDM pariwisata yang tersertifikasi, seperti pemandu wisata. Nah, ini tetap harus terus ditingkatkan, termasuk untuk destinasi wisatanya apakah sudah ramah anak atau belum. Karena industri pariwisata ini adalah industri jasa yang sangat bergantung pada SDM. Kalau SDM-nya tidak siap, sulit bisa maju," ungkap Adik. Disisi lain, edukasi masyarakat sekitar objek wisata juga penting dilakukan, termasuknkepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bersinggungan langsung dengan wisatawan. UMKM kuliner misalnya, jika berdagang di area wisata, jangan sampai mematok harga sangat tinggi. "Harus mencantumkan harga. Jangan sampai wisatawan kecewa dan merasa ditipu karena harus membayar dengan harga sangat tinggi," terang Adik. Terkait jumlah kunjungan wisman di tahun 2022, ia mengungkapkan ada peningkatan sangat tinggi jika dibanding tahun 2021. Data Badan Pusat Statistik Jatim menunjukkan, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk Jatim dari Januari hingga November 2022 tercatat mencapai 48.991 wisman, naik dibanding tahun 2021 yang hanya 689 wisman. Terbanyak dari Malaysia yang mencapai 30,86 persen. Disusul Singapura sebesar 16,07 persen, Tiongkok 4,30 persen dan Amerika sebesar 3,41 persen. Tetapi jumlah tersebut masih jauh dibanding kondisi sebelum pandemi Covid-19. Pada tahun 2018, jumlah wisman yang masuk Jatim mencapai 320.529 wisman dan di 2019 sebesar 243.899 wisma. "Harapan kami, dengan pencabutan PPKM, promosi serta peningkatan SDM, kinerjanya akan berangsur kembali seperti sebelum pandemi agar kontribusinya terhadap ekonomi Jatim akan terus naik," pungkasnya. (day)
Sumber: