Mahasiswa Untag Sabet Medali Perak Tarung Derajat Pomnas

Mahasiswa Untag Sabet Medali Perak Tarung Derajat Pomnas

Ridho Haikallullah Surabaya, memorandum.co.id - Kabar membanggakan datang dari mahasiswa Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Ridho Haikallullah berhasil meraih medali perak dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) 2022. Mahasiswa yang karib disapa Haikal ini mengunci medali perak pada cabang olahraga Tarung Derajat untuk kategori Tarung Bebas Kelas 80-85 kg. Haikal menjadi perwakilan Provinsi Jawa Timur dan berhasil menyisihkan ratusan peserta lainnya di tingkat nasional pada November 2022 lalu. Atas capaian ini, Haikal mengungkap syukur. Hal itu disampaikannya saat ditemui di kantor Humas Untag Surabaya. “Alhamdulillah bersyukur pastinya, wlau target juara pertama, tapi bangga bisa membawa medali tingkat nasional,” katanya, Rabu (4/1/2023). Haikal menuturkan, kejuaraan tersebut menjadi pengalaman pertamanya dalam mengikuti Pomnas. Seringkali dia berkompetisi di tingkat provinsi, seperti Pomprov. Kendati perdana menjajal kompetisi nasional, namun Haikal bisa langsung membuktikan juara 2. "Saya mulai belajar tarung derajat sejak SMA. Saya suka bela diri yang body contact, kalau silat dan karate kurang greget. Akhirnya ketemu tarung tapi suka malas latihan,” ungkapnya. Sejak saat itu dirinya mulai berlatih sesekali hingga mengikuti berbagai kejuaraan. “2019 ikut Porprov mewakili tim dari Sidoarjo tapi kalah. Itu jadi motivasi untuk latihan di rumah. Lalu ikut kejuaraan antarpelajar di Lamongan dan jadi juara satu. Saya terus berjuang dan latihan. Akhirnya saya ikut Kejurprov dan Porprov. Alhamdulillah semua juara satu,” imbuhnya Alumnus SMA Kartika 43 Surabaya ini menyebutkan bahwa butuh waktu dua bulan latihan untuk Pomnas. Haikal latihan tiga kali sehari. Mulai pukul 5 subuh melakukan jogging untuk pemanasan, pukul 11 siang dirinya lari dua jam non stop. "Ditutup pukul 3 sore latihan teknik sparing dan tarung sampai sebelum magrib,” sebutnya. Mengawali kompetisinya di Pomnas, Haikal bersama kontingen lainnya dilatih oleh empat orang pelatih dari Pemprov Jatim. “Bersama 23 atlet, kami ditempatkan di Komando Latihan (Kolat) Koarmada, tempat TNI AL pendidikan,” urai dia. Haikal mengaku bersyukur karena bisa mendapatkan keringanan dari kampus agar dapat memaksimalkan latihannya. “Sejujurnya, selama latihan hampir tidak bisa bagi waktu. Alhamdulilllah diberi dispensasi selama dua bulan,” ujarnya. Tak hanya soal waktu, menurut Haikal, tantangan terbesar selama latihan adalah melawan dirinya sendiri. Kesulitan hampir tidak ada. Kendati saat sparing dengan kelas bobot ringan sering bocor hidung, lebam mata kena pukul dan tendangan, akan tetapi hal Itu sudah biasa. "Jadi tergantung motivasi. Kalau disuruh push up 500 kali kadang capek,” katanya. Haikal mengaku terus termotivasi untuk belajar dan berlatih berkat dukungan banyak pihak. “Terima kasih semuanya. Harapan saya tentu ingin sukses dan kerja mapan. Untuk olahraga umur 33 tahun mau pensiun. Yang terdekat, harapan saya bisa menang praPON agar bisa lanjut ke PON. Pastinya ingin juga kompetisi internasional,” harapnya. Di sisi lain, Haikal juga berharap prestasinya ini dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk berprestasi. “Banyak peluang ke depan. Lebih membuka diri, coba hal yang baru. Kalau tidak dicoba, kapan melihat dunia yang lebih luas, lalu kapan kita maju dan kapan kita bisa," tuntasnya. (bin)

Sumber: