Disabilitas Lamongan Bukan Lagi Dikasihani Tapi Diakui

Disabilitas Lamongan Bukan Lagi Dikasihani Tapi Diakui

Lamongan, memorandum.co.id - Menghadiri Peringatan Hari Disabilitas Internasional yang diselenggarakan oleh FP2HD (Forum Perlindungan dan Pemenuhan Hak Disabilitas) Lamongan pada Kamis (29/12) di Ruang Sabhadyaksa, Ketua TP PKK Kabupaten Lamongan yang juga merupakan Pembina FP2HD Lamongan Anis Kartika Yes mengajak seluruh disabilitas Lamongan untuk terus mengembangkan ilmunya, tidak berhenti belajar, dan terus berinovasi. "Kami tidak menutup kemungkinan jika ada disabilitas lain di Lamongan yang ikut bergabung, dengan syarat harus mengembangkan ilmunya, tidak berhenti belajar, tidak berhenti untuk berinovasi. Jadi mari kita ubah persepsi orang lain, disabilitas ini bukan menjadi sosok yang perlu dikasihani, tetapi harus diakui. Diakui karena memang ada potensi di dalam dirinya," ajak Bu Yes. Ditambahkan Bu Anis Yes, bahwa disabilitas merupakan tanggung jawab bersama, dimana para penyandang disabilitas ini perlu ditingkatkan rasa percaya dirinya melalui perlakuan dan pemenuhan hak yang sama dengan yang lainnya. Beliau juga berharap kedepannya FP2HD akan memiliki perencanaan-perencanaan program yang bisa disinergikan dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan. "Semoga kedepannya semakin baik, direncanakan program-program yang akan dilakukan dengan baik, nanti akan kami bantu. Semoga ini akan menjadi perekat disabilitas dengan Pemkab Lamongan," tambah Bu Anis Yes. Diungkapkan Ketua FP2HD Lamongan Tei Febri Khoirun Nidhom, bahwa Peringatan Hari Disabilitas Internasional tahun 2022 ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan organisasi disabilitas di Lamongan. Bertemakan 'Partisipasi Bermakna Menuju Pembangunan Inklusif yang Berkelanjutan', momentum ini diharapkan menjadi sinergitas bersama antar organisasi disabilitas dengan Pemkab Lamongan. Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penyerahan rompi dan alat bantu secara simbolis berupa 13 kruk, 15 tongkat adaptif untuk tuna netra, 10 alat bantu dengar untuk tuna rungu, dan sembako.(*)

Sumber: