Suami Dipindah Tugas ke Kota Kecil Pantai Selatan (2)
Akhirnya Indra menyerah harus bekerja jauh dari keluarga. Ia pulang ke Surabaya seminggu sekali. Datang setiap Jumat malam dan kembali di Pacitan Minggu siang atau sore. Meski kesepian setelah ditinggal suami bekerja di luar kota, Meyti tidak begitu tersiksa. Pekerjaan sebagai guru sekolah swasta mampu memberinya kesibukan dan hiburan. Tidak hanya itu, Lindri yang menjanda setelah suaminya dipergoki Meyti dengan wanita lain juga sering menemani sang kakak di rumahnya di kawasan Surabaya Selatan. “Kakak selalu bercerita bahwa Mas Indra makin mesra setelah tugas di luar kota. Kesempatan bertemu yang singkat setiap akhir pakan mereka manfaatkan untuk bermesra-mesraan. Kakak mengaku selalu seperti pengantin baru setiap akhir pekan,” kata Lindri, disambung senyum. Meyti yang sempat murung di awal-awal ditinggal Indra dinas di luar kota berubah total menjadi ceria. Penampilannya nyaris seperti ABG. Terutama Jumat sore, saat menyambunt kepulangan Indra. Sebulan-dua bulan, keceriaan masih terpancar di wajah Meyti. Namun memasuki bulan ketujuh atau kedelapan, Lindri tidak lagi melihat sinar kebahagiaan Meyti. “Mbak sering terlihat murung,” kata Lindri. Lindri hendak bertanya, tapi selalu diurungkan. Takut menyinggung atau mencederai hati Meyti. Sampai suatu hari Meyti curhat sendiri ke Lindri. Meyti mengeluh Indra tidak semesra dulu lagi. Dia sering terlihat loyo di depan Meyti. “Masmu Indra sudah berubah. Kira-kira ada apa ya?” kata Lindri menirukan pertanyaan Meyti. Lindri mengaku kaget ditanya seperti itu. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Setelah didesak, Lindri lantas mencoba menenangkan kakaknya. “Mungkin Mas Indra lelah setelah melakukan perjalanan jauh. Kelelahannya menumpuk,” kata Lindri. Untung Meyti percaya. Meyti kembali menapaki hari-harinya dengan ceria. Paling tidak, itulah yang dilihat dan dirasakan Lindri. Meyti bahkan mempunyai keinginan mengiyakan suaminya yang dulu mengajak ikut pindah ke Pacitan. Pertimbangan Meyti, ternyata memang tidak sehat menjalani kehidupan suami-istri jarak jauh. Kedua, posisi Indra di tempat kerjanya sudah lebih mapan, sehingga Meyti tidak ragu meninggalkan pekerjaannya. Toh selama ini dia bekerja hanya untuk menunjang ekonomi keluarga. Akhirnya rencana ini diungkapkan kepada Indra. Namun, tanggapan Indra yang dikira Meyti antusias malah terdengar biasa-biasa saja. “Aku sih oke-oke saja. Sejak dulu aku kan mengajakmu ikut ke saja,” kata Indra seperti ditirukan Lindri. Ketidakantusiasan Indra tentu saja melunturkan niat Meyti menemani sang suami di tempat kerja. Apalagi Indra menyarankan Meyti lebih baik tinggal di Surabaya. Toh tugas Indra di Pacitan tidak akan selamanya. Suatu saat pasti dikembalikan ke Surabaya. (jos, bersambung)
Sumber: