Polwan Jadi Andalan Polres Bangkalan Hadapi Demonstran
Bangkalan, Memorandum.co.id -Barikade Polisi Wanita (Polwan) kembali diposisikan Polres Bangkalan di garda terdepan sebagai negosiator ketika berupaya menjinakkan massa DPP Pusat Kajian Informasi Strategis (PAKIS) ketika menggelar aksi unjuk rasa (uras) di Kantor Pemkab, Jalan Sokerno-Hatta, Kamis ( 15/12). Targetnya, agar ratusan massa DPP PAKIS yang ngotot merangsek masuk ke kompleks kantor Pemkab, tidak sampai berperilaku anarkis. Melalui ragam cara yang humanis, belasan personel Polwan yang memposisikan diri sebagai barikade penyekat di pintu masuk sisi Utara Kantor Pemkab, menyuarakan pesan dan himbauan bernada humanis. “Kepada personel Polwan, saya instruksikan agar bersikap sabar, santun dan humanis saat menyuarakan pesan, himbauan dan harapan agar massa tidak bertindak anarkis,” kata Kapolres AKBP Wiwit Ari Wibisono,SH SIK MH, melalui Kasi Humas Polres, Ipda Risna Widayati. Termasuk ketika para korlap aksi tampil berorasi, Polwan disarankan rajin menyuarakan himbauan agar tuntutan mereka disuarakan secara santun dan tidak provokatif. Tujuannya, agar tensi massa tidak mendidih dan berpotensi menebar tindakan anarkis. Missi dari unras massa DPP Pakis hari itu angtara lain menuntut Sekwilda Ir Moh Taufan Zairinsyah, MM segera mundur dari jabatannya. Mereka menengarai Sekwilda ikut berperan aktif mengatur praktik gratifikasi atau jual-beli jabatan yang berujung pada penangkapan Bupati dan 5 kepala dinas di lingkungan Pemkab oleh KPK. Lalu hasilnya ? Ternyata belasan porsonel Polwan yang momposisikan diri barikade di pintu masuk Pemkab, sekaligus memanggul tugas sebagai tim negosiator, memang mampu menjinakkan teksi massa peserta unras. Aksi demo bergulir dalam tatanan yang kondusif, tanpa dibubui sedikitpun prikalu anarkis. Terakhir, Kapolres AKBP Wiwit, memang coba mematok kebijakan untuk menempatkan personel Polwan sebagai tim negosiator di garda terdepan dalam beberapa kali momen aksi demo dalam sebulan terakhir ini. Sedangkan puluhan pasukan Sat Sabhara, diposisikan di belakang Tim Polwan, guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu massa peserta aksi berprilaku brutal dan anarkis. “Alhamdullah, peran Polwan dengan sifat keibuannya, secara psikhologis, ternyata lebih mampu untuk menurunkan tensi massa untuk berindak bringas dan anarkis,” pungkas AKBP Wiwit. (ras).
Sumber: