Bocah Penderita Hidrosefalus Madiun Ini Butuh Perhatian Semua Pihak
Madiun, memorandum.co.id - Bocah lelaki tujuh tahun ini menderita hidrosefalus yang tinggal bersama kedua orang tua dan kakaknya di rumah tidak layak huni. Dia adalah BB, putra kedua dari pasangan suami istri Mardi (42) dan Ngatinem (35), warga Dusun Karang Pelem, Desa Jatirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun. Kehidupan sehari-harinya jauh berbeda dengan bocah sebayanya. Penyakit hidosefalus yang diderita sejak dua tahun terakhir membuat kepalanya semakin membesar. Meskipun tergolong sebagai bocah yang hiperaktif, di sisi lain BB memiliki keterbatasan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain. "Dua tahun, sering kejang-kejang terus beberapa hari kepala semakin membesar," ungkap sang ibu, Ngatinem. Hidup dalam kondisi yang serba terbatas, keluarga kecil tersebut menghuni rumah berukuran 4x6 meter dengan dinding terbuat dari anyaman bambu. Karena kondisi rumah yang sudah tua, banyak lubang di sana-sini sehingga pada saat hujan, air masuk dan menggenangi lantai rumah. "Kalau hujan pasti bocor. Genteng banyak yang melorot," katanya. Tidak ada barang mewah yang ada di dalam rumah. Untuk tidur dan berkumpul dengan keluarga, hanya pada lantai beralaskan tikar. Bahkan jauh dari kata layak. Untuk makan saja hanya mengandalkan penghasilan sang suami yang kerja serabutan. Sesekali mendapatkan bantuan pemerintah dari Program Keluarga Harapan (PKH). "Dapat KIS sekitar satu tahun lalu. Bantuan PKH baru dua kali pencairan dan tinggal di sini sudah 15 tahun," ujarnya. Kondisi kesehatan BB menjadi beban tersendiri di tengah himpitan ekonomi. Selain itu, putra sulung tengah menempuh pendidikan di SMP sederajat tentu juga memerlukan biaya. Sedangkan penghasilan dari kerja serabutan yang pas-pasan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga tidak bisa membangun rumah yang layak. "Ini rumah warisan, tinggal sama suami sama anak dua," ucapnya. Dengan memanfaatkan kartu BPJS Kesehatan, Bahrul sempat menjalani operasi pertama pada tanggal 22 November lalu Rumah Sakit Moewardi Surakarta, dan dijadwalkan untuk kontrol pada tanggal 14 Desember mendatang untuk membersihkan jahitan. Dilanjutkan operasi kedua pada tanggal 30 Desember. Besar harapan keluarga kecil tersebut agar sang putra bungsu bisa kembali sehat seperti anak pada umumnya. "Harapannya semoga bisa memperbaiki rumah dan anak cepat sembuh," pungkasnya.(dry/adi)
Sumber: