Sosiolog: Gangster Muncul Karena Ada Pemodal dan Doktrin
Surabaya, memorandum.co.id - Munculnya aksi gangster di Kota Surabaya belakangan ini menjadi perhatian pakar sosiologi. Dr Muhammad Jacky, sosiolog Unesa menyebutkan, ada kemungkinan aksi gangster di Kota Surabaya ada yang mendukung dana. Selain itu, ada indikasi anggota gangster mendapat suntikan doktrin dari senior mereka. “Ada studi menyebutkan mereka mempunyai keanggotaan yang militan,” tegas Jacky. Terkait sumber dana, potensi didapat dari sumbangan sukarela dari anggota gangster. Bahkan, Jacky menyebutkan mereka yang terlibat dalam aksi aksi geng, sangat aktif mencari kaderisasi. Secara fenomenal, lanjut Jacky, bahwa aksi gangster sebagai wujud eksistensi diri dalam perilaku massa. Mereka banyak mengikuti perkembangan sosial, politik, dan pemerintahan. Karena mudahnya mengakses informasi yang ada. Media sosial mensajikan itu secara langsung. Ia mencontohkan adanya aksi korupsi, kasus Sambo, dan persoalan sosial yang disajikan media menjadikan kepercayaan masyarakat semakin rendah. “Sisi kekosongan ini, ternyata bisa mewujudkan ketidak percayaan masyarakat. Fenomena yang terjadi muncul perilaku sosial menyimpang, seperti aksi gangster,” sebut Jacky. Dalam prosesnya, Jacky menyebutkan, bahwa di Kota Surabaya banyak geng-geng. Mereka berada hampir di setiap sudut kota. Bahkan, diantara pelaku gangster juga melakukan pertemuan rutin. “Mereka punya keanggotaan militan, sangat aktif mencari kaderisasi. Penanaman nilai pada kelompok. Ada pertemuan rutin, kegiatan bersama,” tandas dia. Meski aksi gangster ini, merupakan fenomena lama. Sebab sejak tahun 90-an, gangster menjadi masalah sosial. Jika tidak diperhatikan, mereka semakin membesar. Jacky mendorong semua lembaga yang ada, mulai eksekutif, legislatif, lembaga pendidikan, dan aparat penegak hukum (APH), dan tokoh masyarakat merespons, agar aksi gengster tidak semakin besar. “Gangster merupakan perilaku massa, karena itu penyelesaiannya harus duduk bersama,” tutup Jacky. (day)
Sumber: