Kurikulum Merdeka: Terobosan eLKISI jadi Ikon Pendidikan Indonesia

Kurikulum Merdeka: Terobosan eLKISI jadi Ikon Pendidikan Indonesia

Kebijakan dibuat atas dasar masalah dan pertimbangan yang berkaitan dengan tujuan yang diharapkan. Perkembangan teknologi akan selalu mempengaruhi kehidupan manusia sehingga berdampak pada bagaimana manusia berpikir dan berperilaku dalam kehidupannya. Bidang pendidikan, dari waktu ke waktu berkembang menjadi polemik bagi individu jika kebijakan yang signifikan tidak diterapkan. Metode pengumpulan data dari artikel ini dilakukan dengan menggunakan teknik studi literatur, berupa sumber referensi dari buku, jurnal dan sebagainya. Oleh karena itu, Indonesia saat ini sedang melakukan terobosan tersebut dengan mengubah kebijakan kurikulum menjadi “bebas belajar” yang dimaksudkan agar kebijakan tersebut tidak membebani pendidikan baik bagi pendidik maupun peserta didik. Kebijakan belajar mandiri dimaksudkan agar proses belajar lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Kurikulum belajar mandiri juga diharapkan mampu menghasilkan output dari pendidikan yang berakhlak mulia. Bahwa kurikulum belajar mandiri mengusahakan peran teknologi yang menjadi kebutuhan manusia saat ini untuk terintegrasi dengan yang lain. (Marisa, Mira, 2021) Merdeka Belajar merupakan konsep pembelajaran yang mengarah kepada santri yang lebih mandiri. Merdeka belajar di Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto sudah diterapkan degan baik, salah satunya Laboratorium Sains Terbuka-Terintegrasi (LSTT) dan eLKISI eDUPARK (EEp) secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Kadis Diknas) Kabupaten Mojokerto, Drs H Zaenal Arifin, M.Si, pada 11 Maret 2021 lalu. Dalam sambutannya, Kadis Diknas Mojokerto kontan saja memberikan apresiasinya atas fasilitas ini didepan hadirin. Alasan Zaenal Arifin memberikan apresiasi kepada pimpinan Ponpes eLKISI, karena pembuktian eLKISI memberikan suri-teladan dalam mengembangkan inovasi pembelajaran. Acara peresmian LSTT dan EEp eLKISI kala itu, sempat dihadiri juga dengan Kepala Cabang Wilayah Diknas, anggota DPRD Kabupaten Mojokerto, Presiden SBC (Sukses Berkah Community) dan perwakilan jama’ah pengajian Ponpes eLKISI. Yayasan eLKISI telah mampu menciptakan gagasan pembelajaran dalam meraih dunia dan akhirat serta memberi inovasi pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Saya berharap agar trobosan-trobosan eLKISI dalam pengembangan pendidikan dapat menjadi ikon pendidikan dapat menjadi ikon pendidikan di Indonesia,” kata Zaenal dalam sambutannya. Kata-kata dari Kadis Diknas soal eLKISI menciptakan gagasan pembelajaran guna meraih tujuan hidup di dunia dan akhirat itu, ternyata persis sekali dengan motto eLKISI eLKISI eDUPARK yaitu “Tambah Ilmu Tambah Iman”. Selanjutnya secara terpisah Direktur eLKISI Mojokerto, KH. Fathur Rahman, S.Ag, M.Pd, menjelaskan, pembangunan Laboratorium Sains terbuka dan eLKISI eDUPARK ini sudah direncanakan sejak lama. Dengan adanya eLKISI eDUPARK para Santri bisa langsung observasi dan praktikum langsung. Karena bahan-bahan observasi dan penelitian para santri pratikum sudah tersedia di eLKISI eDUPARK ini. KH. Fathur Rahman yang biasa dipanggil Kiai Fathur ini, menambahkan eLKISI eDUPARK ini turut serta mendukung fasilitas pendidikan di wilayah Mojokerto khususnya dibidang sains. Fasilitas eLKISI eDUPARK terbuka bagi sekolah-sekolah luar, khususnya di wilayah Mojokerto untuk melakukan observasi secara langsung disini. Di Kawasan eDUPARK ini terdapat koleksi baru. Berupa aneka jenis unggas dan kelinci. Di atas hamparan lahan LSTT terdapat tanaman rambutan, mangga, durian dan sayuran organik yang menghasilkan produk untuk dinikmati dan dijual. Oleh : Akhmad Kuncoro (Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya)

– memorandum.co.id tidak bertanggung jawab atas isi opini. Opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis seperti yang diatur dalam UU ITE –

Sumber: