Gegara Kaos, Gerombolan Pesilat Tantang Duel hingga Aniaya Penjual Nanas di Gresik

Gegara Kaos, Gerombolan Pesilat Tantang Duel hingga Aniaya Penjual Nanas di Gresik

Gresik, Memorandum.co.id - Tewasnya seorang penjual nanas bernama Eko Bayu Asmoro (21) di Pasar Gadung, Kecamatan Driyorejo, Gresik menyisakan cerita miris. Pasalnya, korban dikeroyok gerombolan anggota perguruan silat sebanyak dua kali hingga tewas hanya gara-gara kaos. Peristiwa nahas itu terjadi ketika Eko Bayu menggunakan kaos salah satu perguruan silat. Pria asal Desa Sumberojo, Kecamatan Malo, Bojonegoro itu lantas didatangi sejumlah oknum pesilat yang mengaku sebagai anggota peguruan silat yang kaosnya dikenakan korban. Mereka menginterogasi korban terkait keanggotaannya dalam perguruan silat tersebut. Ternyata Eko bukan anggota alias hanya mengaku - aku. Hal itu membuat para pesilat naik pitam. Mereka mengajak korban untuk berduel. "Awalnya ditanyai terkait kaos itu, kemudian korban diajak sambung (duel,red). Korban kalah, lalu dikeroyok dan dianiaya bersama - sama," beber Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wirdhan, kemarin. Tidak berhenti di situ, otak penganiyaan tersebut kembali memanggil sejumlah pesilat lagi. Di sana korban kembali menerima tindakan penganiayaan. Nyawa Eko tidak tertolong lantaran mengalami pendarahan di bagian otak. Iptu Aldhino Prima menjelaskan bahwa korban dianiaya sebanyak dua kali. Pelakunya sebanyak 14 orang. "Yang pertama ini korban dianiaya 7 orang, kemudian dari keterangan salah satu tersangka AL (29) memanggil lagi sekitar 7 orang. Sementara, 5 orang sudah kami amankan dan ditetapkan sebagai tersangka," ungkapnya. Lima tersangka yang sudah diamankan yakni AE (22), DN (18), AM (18), AJ (18) dan AL (29). AL bertindak sebagai otak penganiayaan. Iptu Aldhino memastikan bakal memburu seluruh pelaku hingga tertangkap. Identitas para terduga pelaku yang terlibat penganiayaan itu sudah dikantongi. Seperti diberitakan, Eko Bayu ditemukan tergeletak tak bernyawa di Pasar Gadung, Kecamatan Driyorejo. Pria yang meninggalkan seorang istri dalam keadaan hamil tujuh bulan itu meregang nyawa setelah dianiaya sejumlah orang dari perguruan silat. Nyawanya tak tertolong usai mengalami pendarahan di bagian otak.(and/har)

Sumber: