Pengakuan Tetangga, AP Diam ketika Dihajar Sang Ibu

Pengakuan Tetangga, AP Diam ketika Dihajar Sang Ibu

Surabaya, memorandum.co.id - Sementara pengakuan Wulandari dan L yang  ringan tangan terhadap korban  AP karena kerap menangis dibantah tetangga indekos. Salah satunya Andi yang mengetahui betul bagaimana kekejian Wulandrai dan L menyiksa korban. "Kalau sering nangis itu nggak betul. Justru korban ini diam kalau dihajar. Dia kalau nangis malah dihajar," kata Andi dibenarkan juga tetangga indekos lainnya. AP dianiaya karena jika disuruh beli sesuatu salah. "Namanya juga anak kecil. Wajar kalau keliru. Namun penganiayaan ini sudah jadi kebiasaan, saya dan penghuni kos lain kerap mengetahui," imbuhnya. Andi sendiri sudah melaporkan kekerasan terhadap anak itu ke RT maupun pemilik kos. "Sudah diperingatkan sering kali. Bahkan mau diusir dari sini (kos)," jelasnya. Terkait hubungan sesama jenis (lesbi) antara Wulandari dan L teman sekamarnya itu dibenarkan Andi. Tidak hanya Andi, warga sekitar juga sudah mengetahui jika mereka memiliki hubungan sesama jenis. "Ngakunya di hadapan media, adik kakak. Apaan, saya ini tahu keseharian nya seperti apa," ungkapnya. Bahkan sebelum tinggal bersama dengan L, Wulandari sebelumnya juga menjalin asmara dengan sesama jenis dengan wanita lain. "Dia (Wulandari) tinggal di sini sudah dua tahunan. Biasanya ya sering bertengkar dengan L. Marahannya ya seperti cowok sama cewek pada umumnya," kata Andi. Sedangkan motif lain yang menjadi tersangka gampang emosi karena korban kerap dikatakan anak haram, Andi menampik hal itu. "Dia itu yang saya ketahui hidupnya dijalankan. Wong dia selama ini saya ketahui nggak punya suami, paling ya sama gerombolan laki laki jalanan yang sering ikut ngamen juga," ungkapnya. (alf)

Sumber: