Senator Nawardi, Dari Kenek Angkot Ke Parlemen
Surabaya, memorandum.co.id - Nasib orang siapa yang tahu. Demikian pepatah yang kini dijalani senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Nawardi saat menggelar beda buku di hadapan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Rabu (16/11/2022). Nawardi menceritakan masa mudanya penuh liku-liku. Dari menjadi kenek angkot, tukang cuci motor, guru ngaji, hingga berprofesi sebagai wartawan pernah dijalani. Pengalaman atau kisah sejarah anggota DPD RI ini ditulis Nawardi dalam buku pertamanya berjudul Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan. “Bukan hanya perjalanan hidup, tetapi juga ada gagasan dan ide dalam buku Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan,”tutur Nawardi. Nawardi bukan hanya mengisahkan hidupnya, tetapi juga menyampaikan gagasan dari sejumlah teori yang ia pelajari. Politisi yang mengawali karir dari jurnalis ini, tidak menampik dalam kesuksesan perjalanan hidup, harus ada keberanian menyampaikan gagasan untuk mewujudkan cita-cita. “Karena itu, launching buku saya pilih dibedah di kampus,” tegas Nawardi. Mantan anggota DPRD Jatim ini, menegaskan dirinya berkarir di dunia politik praktis tanpa alasan. Apalagi saat Nawardi muda sudah aktivis di dunia gerakan mahasiswa. Bahkan saat itu, dirinya ikut berproses bersama mahasiswa dan aktivis lain menurunkan Presiden Suharto dari jabatannya. Berbagai pengalaman ini, membuat Nawardi semakin matang menapaki dunia gerakan. “Saya menyarankan tugas mahasiswa adalah belajar. Silahkan berproses mengisi kemerdekaan NKRI,” tutur Nawardi. Sejumlah tokoh dunia, diakui Nawardi banyak mempengaruhi gagasan dan idenya. Dalam buku yang ia tulis, Nawardi menyebutkan bahwa kampus sebagai laboratorium ilmiah yang bisa menguji buku yang ia tulis. Buku pertama sang senator ini, juga menyampaikan sikap kritik terhadap ekonomi, politik, sosial pemerintah. “Bagaimana seharusnya bersikap kepada rakyat, petani, nelayan,” tegas alumni ponpes di Madura ini. Di akhir bedah buku, Nawardi menyampaikan dirinya akan kembali maju ke DPD RI. Meski ia, juga banyak tawaran maju melalui partai politik. “Saya istiharoh dulu. Aksi politis saya apa melalui parlemen atau senator,” tutup Nawardi. Hadir menjadi narasumber bedah buku Parlemen Jalanan Parlemen Senayan, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Abdul Chalik. (day)
Sumber: