TMMD Ke-115, Asa Baru Warga Desa Gondanggunung Tulungagung
Tulungagung, memorandum.co.id - Desa Gondanggunung, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung berada di lereng Gunung Wilis. Dari pusat kota kabupaten, perlu waktu lebih dari 60 menit perjalanan darat menuju ke desa dengan jumlah penduduk sekitar 509 kepala keluarga (KK) tersebut. Itu jika kondisi cuaca mendukung. Namun jika hujan turun setiap saat, maka bisa dipastikan lebih lama lagi waktu yang diperlukan untuk sampai di desa paling ujung di Kabupaten Tulungagung itu. Penduduk di desa ini mendiami dua dusun. Yakni Dusun Takroto dan Dusun Surjo. Kendati kedua dusun itu saling berdekatan, namun selama ini warga harus memutar dan menempuh perjalanan lebih dari 11 kilometer melewati beberapa desa lain untuk bisa menuju ke dusun-dusun tersebut. Kondisi ini menghambat pertumbuhan ekonomi warganya. Desa Gondanggunung dikenal sebagai sentra peternakan sapi seperti daerah dataran tinggi lainnya di Tulungagung, dan juga dikenal penghasil buah durian, manggis dan alpukat. Sulitnya akses jalan membuat tak sedikit warga Desa Gondanggunung yang memilih menempuh pendidikan di sekolah desa tetangga, yang lebih mudah aksesnya. Maka tak heran jika pelaksanaan Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-115 tahun 2022 dilaksanakan di desa yang masih terisolir ini. Trimo, salah satu warga desa setempat berkisah, kendati jarak antara dua dusun itu ada di kisaran 500 meter, namun medan yang berat membuat waktu tempuh dengan jalan kaki bisa sampai 1 jam. Bahkan ketika hujan turun, maka sudah tak ada warga yang berani melintas di jalan itu. "Saya pernah sampai terjatuh saat nekat lewat pas hujan, karena licinnya jalan," ucap Trimo. Hal sama disampaikan juga oleh warga lain yakni Mbah Sukinem. Menurutnya, ketika ada hajatan yang mengharuskan warga untuk datang, solusinya adalah menggunakan mobil carteran. Padahal jarak antara kedua dusun tidaklah jauh. Pemilihan desa ini sebagai lokasi TMMD disambut antusias Kepala Desa Gondanggunung, Karji. Karji mengaku telah berusaha menyurati Pemkab Tulungagung untuk memperbaiki fasilitas infrastruktur di desanya. Kemudian pada tahun 2020 lalu dibantu peralatan berat untuk memperlebar jalan setapak yang ada. Dan baru dalam TMMD tahun 2022 ini proyek rabat jalan beton bisa terwujud. "Saya selaku kepala desa sangat bersyukur dengan TMMD ini. Harapan kami warga semakin mendapatkan akses jalan yang mudah dan ekonomi bisa terangkat. Apalagi di sini banyak warga yang beternak dan berkebun," jelasnya. Namun pelaksanaan TMMD di lokasi ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih TMMD dilaksanakan saat musim hujan datang dengan intensitas yang tinggi. 185 anggota personel gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, pegawai Pemkab Tulungagung, relawan dan warga sekitar bekerja siang malam, untuk mempercepat proses pengerjaan jalan rabat yang telah ditargetkan. Selain medan yang didominasi kontur pegunungan, cuaca hujan sudah menjadi penghalang sejak hari pertama program TMMD dilaksanakan. Kemudian salah satu cara yang dilakukan Satgas TMMD untuk memastikan pengerjaan berjalan lancar dan cepat, yaitu dengan membuat talang multi fungsi. Sistem talang ini dilakukan untuk memindahkan material pasir dari lokasi terakhir truk bisa menurunkan material hingga ke lokasi pengecoran. Namun tidak sedikit juga, usai keluar dari talang, material harus dipindahkan lagi dengan kereta dorong ke lokasi yang dituju. Imbasnya, puluhan anggota harus memindahkan mesin mixer ke beberapa titik secara manual, sesuai dengan jadwal pengecoran yang sedang dilaksanakan. Hal ini disampaikan oleh Pasiter Kodim 0807 Tulungagung, Kapten Inf Anjar Yuniarto. "Untuk kendala yang kami hadapi ini karena curah hujan, lokasinya yang ekstrem, dan untuk itu dalam droping material kami menggunakan sistem talang," paparnya. Ketika hujan turun, lanjut Anjar, otomatis pelaksanaan rabat jalan terganggu. Selain itu droping material ke titik lokasi pengerjaan juga terhambat. Masalah lain yang muncul adalah saat terjadi tanah longsor dan menimbun pompa air yang selama ini digunakan untuk mensuplai air selama proses pembuatan jalan rabat. Parahnya lagi, tanah longsor terjadi pada pukul 23.00 WIB, setelah dua hari berturut - turut hujan mengguyur wilayah ini. Selain faktor cuaca, Satgas TMMD juga harus berjuang dengan keterbatasan pasokan listrik di malam hari. Bahkan tak jarang Satgas TMMD menggelar rapat malam dengan lilin sebagai penerangannya. Bahkan juga, demi mengejar ketertinggalan target capaian harian karena faktor cuaca dan keterlambatan distribusi material, satgas bersama warga terkadang harus kerja lembur hingga dini hari. Namun kini TMMD ke-115 tahun 2022 di Desa Gondanggunung sudah diselesaikan sesuai target yang ada. Dan telah ditandai dengan upacara penutupan yang dilaksanakan pada Rabu (09/11/2022) kemarin. Dansatgas TMMD ke-115 tahun 2022 di Tulungagung, Letkol Czi Nooris Agus Rinanto mengapresiasi dukungan semua pihak dalam terlaksananya kegiatan ini, termasuk dukungan warga Desa Gondanggunung. Pihaknya juga menyampaikan rasa terima kasih atas keramahan warga setempat yang kerap kali menyajikan hasil bumi kepada anggotanya, setiap kali ada kesempatan untuk mengobrol di sela-sela kegiatan. "Kami sampaikan terima kasih kepada warga, dan semoga kemanunggalan antara TNI dan rakyat bisa tercipta semakin erat," tuturnya. Nooris merinci, target capaian TMMD sudah tercapai 100 persen. Mulai dari rabat jalan sepanjang 1375 meter, renovasi rumah tidak layak huni 8 unit, MCK di 4 titik, hingga perbaikan tempat ibadah, serta pemberian penyuluhan sebagai kegiatan non fisik yang dilakukan dalam TMMD kali ini. Pihaknya berharap masyarakat Desa Gondanggunung dapat menjaga dan memelihara hasil pembangunan sarana dan prasarana yang telah ada. Sehingga bisa memberikan manfaat untuk masyarakat banyak. Selain program fisik yang telah diberikan, Nooris juga berharap agar program non fisik berupa sosialisasi dan penyuluhan yang disampaikan kepada warga bisa meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat. “Kami keluarga besar TNI mempunyai harapan besar untuk program TMMD ini. Nantinya, rabat jalan beton, RTLH, MCK, maupun renovasi masjid supaya dijaga dan dipelihara agar tidak cepat rusak," tambahnya. Sementara itu, hal sama juga disampaikan oleh Bupati Tulungagung, Drs Maryoto Birowo MM, yang sejak awal sudah memberikan dukungan berupa penugasan kepada anggotanya, hingga pengalokasian anggaran hingga Rp 1,7 milliar untuk mendukung suksesnya kegiatan ini. Bupati Maryoto mengakui, Desa Gondanggunung menjadi salah satu wilayah yang terisolir dan dengan adanya TMMD maka potensi peningkatan kualitas ekonomi, kualitas kesehatan, dan kualitas hidup warga desa meningkat. “TMMD ini sangat luar biasa. Selain pembangunan fisik, juga pembangunan dalam hal berbangsa dan bernegara.” kata Bupati Tulungagung. Penulis: Pen 0807
– memorandum.co.id tidak bertanggung jawab atas isi opini/berita yang dikirim pembqca. Opini / berita sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis seperti yang diatur dalam UU ITE –
Sumber: