Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku Tawuran di Jembatan Suroboyo

Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku Tawuran di Jembatan Suroboyo

Surabaya, memorandum.co.id - Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak mengamankan lima terduga pelaku penganiayaan yang menyebabkan Nova Rahmadani alias Rama (19), warga Jalan Karanggayam, tewas di Jembatan Suroboyo, Minggu (23/10/2022) pagi. Dari lima tersebut, tiga di antaranya terlibat langsung dalam penganiayaan tersebut. Hal itu, diungkapkan Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Ipda Suroto. Bahwa Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak sudah berhasil mengamankan terduga pelaku penganiayaan tak lama setelah penemuan korban. Dari hasil penyelidikan di lokasi dan bukti-bukti serta keterangan saksi, sudah ada lima terduga pelaku yang diamankan dan tiga di antaranya diduga kuat melakukan penganiayaan terhadap korban. "Kelima pelaku diamankan di tempat berbeda. Dan saat ini masih dikembangkan lagi terkait kemungkinan ada tersangka lain. Mereka dari kelompok yang berbeda dengan korban," ungkap Suroto. Ia menambahkan, meninggalnya korban ini diduga karena perkelahian antar kelompok pemuda. Kedua kelompok tersebut bertemu untuk tawuran di sekitar lokasi. Hingga akhirnya Nova menjadi korban. "Korban mengalami luka akibat senjata tajam (sajam)," jelasnya. Suroto menjelaskan, lima orang yang diamankan dari kelompok berbeda dengan korban. "Sementara dua pemuda lainnya diduga hanya ikut saja dan mengetahui kejadian penganiayaan tersebut. Keduanya sementara ini tetap diperiksa," tuturnya. Terpisah, Kanitreskrim Polsek Kenjeran AKP Soeryadi membenarkan telah mengamankan terduga pelaku tawuran di Jembatan Suroboyo Kenjeran. Namun dia tidak mengetahui berapa orang yang ditangkap karena yang menangkap anggota Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak. "Iya benar, tapi yang mengamankan dan yang menangani proses penyidikan polres" kata Soeryadi, Selasa (25/10). Hasil penyelidikan Reskrim Polsek Kenjeran, sambung Soeryadi, kejadian tawuran antara dua kelompok, yaitu All Star Surabaya dan Gukguk. Korban sendiri informasinya dari kelompok Gukguk. Soeryadi mengaku, ketika awal korban ditemukan di TKP hingga di rujuk ke RSUD dr Soetomo, tidak ditemukan identitas. Sampai pada akhirnya, dua temannya datang ke rumah sakit dan mengaku sebagai temannya. "Kedua temannya cari nama korban, Rama warga Karanggayam," ungkap Soeryadi. Dari sinilah Soeryadi lalu menghubungi nomor telepon dan yang mengangkat ibu korban. Lantas dengan diantar kedua temannya tadi menuju rumah korban dan membenarkan jika pemuda yang tewas adalah anak kandungnya. "Ibunya langsung histeris, begitu juga temannya," ucap Soeryadi. Dari sinilah, kedua temannya dimintai keterangan dan diperoleh informasi bahwa yang terlibat tawuran antara dua kelompok tersebut. Selanjutnya, setelah mendapatkan laporan tersebut, anggota Reskrim Polsek Kenjeran dengan dibantu Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak mengembangkan dan mengamankan beberapa pelaku. "Para pelaku diamankan di polres sekarang, proses disidik," jelasnya. Guna mengantisipasi tawuran, Soeryadi mengaku akan berkoordinasi dengan instansi samping untuk membuat peta kerawanan kejadian tawuran dan balap liar di wilayah hukum Polsek Kenjeran. "Kami akan maping titik-titik rawan tawuran di mana saja untuk dijaga dan akan melakukan patroli Sabtu malam Minggu," tegas Soeryadi. Sementara itu, Eko, kakak Rama, mengaku belum mengetahui atau pun dihubungi polisi jika terduga pelaku sudah diamankan polisi. Dia berharap, pelakunya diberi hukuman setimpal. "Saya serahkan proses hukum para pelaku ke pihak kepolisian," kata Eko kepada Memorandum, Selasa (26/10). Eko menyesalkan atas kurang responsifnya petugas medis dalam menangani korban. "Harusnya bisa diselamatkan, tapi karena adik saya tidak bawa identitas jadi tindakannya kurang cepat," ungkapnya. Pihaknya juga menyayangkan tugas kepolisian yang kurang bertindak preventif. Sehingga kejadian berdarah tersebut sampai terjadi. "Harapannya supaya polisi sigap. Aparat kepolisian sebagi pelindung, sehingga jangan sampai peristiwa ini terjadi. Terus apa fungsi polisi kalau seperti ini. Harusnya patroli, sebagai antisipasi," pungkas Eko. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Nova Ramadani alias Rama ditemukan terkapar di sekitar Jembatan Suroboyo, Kenjeran, Surabaya, dalam kondisi meninggal dunia. Korban terluka robek diduga akibat senjata tajam (sajam) di punggung dan leher bagian belakang. Pihak BPBD Surabaya sempat mengamankan enam pemuda dari sekitar lokasi, namun polisi memastikan mereka tidak terlibat dan dipulangkan. (rio)

Sumber: