Partai Demokrat Inisiasi Tambah Anggaran untuk NU dan Muhammadiyah
Samwil Surabaya, memorandum.co.id - Penting menjaga organisasi keagamaan NU dan Muhammadiyah, khususnya di Jawa Timur. Partai Demokrat mendorong penambahan anggaran melalui APBD 2023. Anggota Fraksi Demokrat DPRD Jatim, Samwil mengatakan, perlu penambahan anggaran untuk organisasi keagamaan terbesar di tanah air tersebut. Keberadaan NU dan Muhammadiyah juga memperkuat kekondusifan Jawa Timur. "Tahun depan adalah tahun politik dimana akan banyak isu-isu dan trik-trik tertentu sengaja dihadirkan ke masyarakat di Jawa Timur,"ungkap Samwil. Samwil yang juga wakil ketua Komisi A DPRD Jawa Timur, mengatakan NU dan Muhammadiyah memang tidak perlu terlibat secara formal dalam proses politik praktis yang dijalankan sebagai bagian dari proses demokrasi. Namun, NU dan Muhammadiyah merupakan organisasi kultural keagamaan sehingga punya tanggung jawab kultural dan moral untuk menjaga sendi-sendi demokrasi itu agar tidak goyah akibat proses politik praktis yang berlangsung. "Banyak putusan-putusan dua organisasi tersebut membawa dampak besar pada kemajuan demokrasi di Indonesia,” tegas dia. Karena proses demokrasi, lanjut Samwil terutama nilai kesetaraan laki-laki dan perempuan, memiliki basis kultural yang kuat melalui keputusan tersebut. “Dalam konteks semacam inilah kita melihat peran NU dan Muhammadiyah dalam proses politik praktis tidak mungkin dilewatkan karena politik praktis hanya bagian dari proses yang lebih besar, yakni proses budaya. Tentunya ke depan dalam dunia politik di Indonesia khususnya di Jawa Timur dalam Pemilu 2024 mendatang peran keduanya juga sangat strategis sekali,"jelasnya. Samwil mengatakan memilik sejarah politik NU dan Muhammadiyah. Peran ulama NU dalam menetralkan isu-isu hoaks tentang rezim yang pro-sekularisme, pendukung LGBT, dan sebagainya yang sangat santer menguasai imajinasi publik selama proses pemilihan presiden itu patut dihargai sebagai usaha untuk mengembalikan keadaban dan kejernihan dalam kehidupan beragama dan budaya. Begitu juga dengan Muhammadiyah, lanjut Samwil, walaupun tidak eksplisit mendukung calon presiden tertentu, tetap menjalankan tanggung jawab kulturalnya. Ini melalui pernyataan-pernyataan yang berpihak pada nilai keberagaman dalam demokrasi, konstitusi, keindonesiaan, dan menolak politisasi agama. “Selain menjadi titik temu antara akidah modern NU dan Muhammadiyah, sekaligus menjadi tamparan bagi pihak-pihak yang memimpikan ideologi lain di luar demokrasi Pancasila. (day)
Sumber: