460 Titik Apel Hari Santri Nasional

460 Titik Apel Hari Santri Nasional

Surabaya, Memorandum.co.id - PBNU memusatkan Apel Nasional Hari Santri 2022 di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022). Apel nasional diikuti kurang lebih 520 ribu santri yang tersebar 460an titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Apel diikuti pengurus besar, pengurus wilayah, cabang, dan pengurus cabang internasional. Gelaran acara peringatan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, apel nasional tak hanya diikuti para santri tapi juga oleh masyarakat umum, kepala daerah, aparat keamanan, pegawai negeri sipil, dan tokoh masyarakat. "Pada tahun ini kita patut kita patut berbahagia, karena peringatan akan dikuti elemen masyaraakat. Kita kolaborasi dengan Kementerian Agama, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupatan/kota," kata Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dalam penjelasannya. Acara apel digelar mulai 06.50 hingga 07.30. Apel ini tak hanya digelar langsung tapi juga bisa diikuti secara virtual. Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf langsung memimpin pelaksanaan apel nasional ini. Dalam amanat apel, Gus Yahya - demikian panggilan KH. Yahya Cholil Staquf, menyampaikan beberapa hal penting. Penetapan hari santri ini, kata Gus Yahya, menjadi momentum untuk mengenang dan menghormati jasa perjuangan para pahlawan, seperti KH. Muhammad Hasyim Asy‘ari, KH. Ahmad Dahlan. H.O.S Cokroaminoto, Tengku Fakinah, Maria Josephine Walanda Maramis, dan lainnya yang turut berjuang sejak zaman pra revolusi kemerdekaan. "Hari Santri adalah peringatan jasa dan keteladanan para pahlawan secara umum, yakni sebagai momentum mengenang kepahlawanan segenap bangsa Indonesia, bukan hanya satu kelompok tertentu saja," kata Gus Yahya. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, penetapan dari Pemerintah Indonesia ini patut disyukuri sebagai momentum untuk mengenang dan menghormati jasa perjuangan para pahlawan, seperti KH. Muhammad Hasyim Asy'ari, KH. Ahmad Dahlan. H.O.S Cokroaminoto, Tengku Fakinah, Maria Josephine Walanda Maramis, dan masih banyak pahlawan Iainnya yang turut berjuang sejak zaman pra revolusi kemerdekaan. Merujuk sejarahnya, lahirnya Hari Santri Nasional bersumber pada fatwa KH. Muhammad Hasyim Asy'ari. Sebelum fatwa itu lahir, para ulama pesantren Jawa-Madura menggelar rapat di Kantor PBNU Jalan Bubutan, Surabaya, tanggal 21-22 Oktober 1945. Hasilnya, 2 keputusan yang berhasil menggerakkan rakyat melawan penjajahan: Pertama, Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan dan agama dan negara Indonesia terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangannya; Kedua, Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat "sabilillah" untuk tegaknya Negara Republik Indonesia dan agama Islam. "Kita kenal, fatwa atau keputusan itu dengan nama Resolusi Jihad," kata Gus Yahya. (day)

Sumber: