Vaksin Meningitis masih Langka, Jemaah Umrah Terancam Gagal Berangkat

Vaksin Meningitis masih Langka, Jemaah Umrah Terancam Gagal Berangkat

dr Benjamin Surabaya, memorandum.co.id -  Banyak jemaah umrah gagal berangkat ke tanah suci karena belum mendapatkan vaksin meningitis. Kondisi ini menjadi perhatian anggota Komisi E DPRD Jatim dr Benjamin Kristianto MARS. Politisi Gerindra ini, menyebutkan penyebab langka dan susahnya vaksin meningitis di fasilitas kesehatan karena produksi dari Bio Farma dan proses dari BPOM yang belum Klir. "Saya sudah lakukan sidak ke Kementerian Kesehatan, KKP dan BPOM untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab vaksin meningitis langka. Kondisi ini yang menyebabkan puluhan jemaah umrah gagal berangkat ke tanah suci. Ini kan kesannya menyulitkan mereka yang ingin berangkat ke tanah suci," ungkap dr Benjamin. Politisi yang juga seorang dokter ini mengaku kaget, dan heran, mendengar alasan soal langkanya vaksin meningitis ini. “Saya nggak paham juga kan vaksin ini sudah berjalan lama. Kecuali ada menu baru, logikanya ya aneh juga. Saya nggak ngerti, apakah BPOM, apakah produksi yang nggak cepat atau BPOM yang lagi memperbaiki regulasi atau apa, ya aneh saja," jelas dr Benny sapaan akrab Benjamin Kristianto. Namun Ketua Kesira Jatim ini, sangat berharap apapun masalahnya kelangkaan ini segera teratasi, "Intinya entah produksinya itu, maupun bagian perizinan edarnya yaitu BPOM, tolong segera gerak cepat. Jangan yang dikorbankan adalah masyarakat atau warga Indonesia yang ingin beribadah. Jangan Kita mempersulit mereka," harapnya. Apalagi saat ini animo warga muslim untuk berangkat umroh sangat luar biasa, dimana data menyebutkan perhari ribuan jamaah umroh berangkat dari bandara udara Juanda Sidoarjo, "Kita tahu jemaah-jemaah warga kita yang ingin menjalankan umrah atau naik haji. Salah satu persyaratannya kan vaksin meningitis.Oleh karena itu teman-teman Biofarma dan teman-teman KKP dan institusi yang terkait tolong segera vaksin itu disiapkan. Saya kebetulan ada faskes juga dapat kami siap membantu untuk pelaksanaan tersebut dengan catatan barangnya harus ada. Kalau nggak ada gimana bisa melakukan bantuan tersebut," tambahnya. Dia berharap Kementerian Kesehatan segera menyediakan vaksin yanag diwajibkan bagi jemaah, "Dalam waktu dekat tanggal 20 Oktober 2022 sudah ada jemaah yang berangkat. Apakah mereka harus tertunda, apakah mereka yang sudah nyicil-nyicil biaya hanya untuk beribadah tapi jadi terkendala. Nah itu tolong diperhatikan oleh teman-teman Biofarma teman-teman BPOM dan teman-teman KKP," tegasnya. Saat ditanya komentarnya terkait kabar bahwa di Arab sebenarnya tidak mewajibkan vaksin ini, Dokter Benny mengatakan, sebaiknya pemerintah mengikuti aturan yang ditetapkan di negara yang dituju, "Kemarin itu saya cuma nanya sama teman KKP karena kan infonya ada 2, vaksin meningitis dan satu lagi vaksin pneumonia. Infonya kalau pakai vaksin pneumonia itu tidak wajib. Tapi saya baru dengar ini bahwa vaksin meningitis juga tidak wajib. Maka dihapus atau tidak dihapus, solusinya ikutilah aturan main resminya. Kalau aturan main resminya negara itu adalah mewajibkan yang kita wajibkan, tapi kalau aturan resminya negara tujuan nggak wajib ya ngapain juga kita wajibkan," tandasnya. (day)

Sumber: