Ini Penjelasan Korban Tawuran dan Pedagang

Ini Penjelasan Korban Tawuran dan Pedagang

Abas memegangi kepalanya yang bocor akibat kena lemparan paving. Surabaya, memorandum.co.id - Abas (20), pegawai warung tahu tek yang mangkal di depan BRI, Jalan Basuki Rahmat, menjadi korban saat terjadi tawuran di sana. Kepalanya bocor akibat terkena lemparan paving. Pemuda asal Tempel Sukorejo mengungkapkan, saat itu ia baru datang dan hendak parkir di depan warung. Tiba-tiba melihat ratusan kelompok pesilat dengan mengendarai motor berhenti dan menyerang kelompok pesilat yang sedang cangkruk di depan warkop. "Mereka melempari kelompok pesilat menggunakan batu, kayu, sedangkan posisi saya membenarkan motor di depan warung. Saya terkena lemparan paving di kepala hingga bocor," ungkap Abas saat ditemui di lokasi sambil memegangi kepalanya yang sudah diperban. Selain Abas yang terluka, ada lagi dua orang yang terluka. Salah satunya wanita dan laki-laki, semuanya anak luar. "Begitu saling lempar saya langsung lari berlindung di dalam warung," ujar Abas. Hal senada juga dikatakan Risky, penjual tahu tek, yang juga ipar dari Abas menjelaskan, saat itu dia baru datang ke warung bersama istri dan anaknya. Dan melihat ratusan pesilat sedang konvoi dengan dikawal 5 polisi mengendarai motor trail dari arah selatan Jalan Basuki Rahmat. "Saya kira mereka Bonek yang sedang konvoi," jelas Risky. Namun, kata Risky, ratusan kelompok itu mendadak berhenti lalu menyerang dan melempari kelompok pesilat yang sedang cangkruk di warkop depan BRI menggunakan batu dan kayu. Mengetahui itu, Risky langsung menyelamatkan anak-anak dan istrinya bersembunyi di warung. "Kasihan anak-anak saya dan istri serta saudara saya ke dalam warung. Atap warung hujan batu, beruntung tidak ada yang kena, kaca rombong juga tidak pecah," beber dia. Sepengetahuan Risky tawuran yang terjadi tidak sampai adu fisik dan hanya saling lempar di antara keduanya. Padahal dikawal polisi dan sempat melerai dengan mengeluarkan dua tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan massa. "Polisi yang mengawal sempat melerai, tapi kurang personel sehingga ratusan pesilat bisa menerobos dan menyerang kelompok yang sedang kopdar di warung kopi sebelah. Ada sekitar 25-30 orang," beber Risky. Risky mengungkapkan, setiap hari Sabtu malam minggu kelompok pesilat yang diserang memang cangkruk di warung di depan BRI. Biasanya juga tidak terjadi apa-apa. Cuma kebetulan mereka ada kelompok pesilat yang menjadi musuh bebuyutannya konvoi dan mengetahui sedang kopdar lalu diserang. "Tidak sampai adu fisik hanya saling lempar saja," tandas Risky, warga Tempel Sukorjo ini. Terpisah, Kanitreskrim Polsek Genteng Iptu Sutrisno mengatakan, dalam aksi tawuran tersebut kurang lebih 30 pesilat yang sempat tertahan di TKP dan berlindung di permukiman warga Jalan Karang Bulak akhirnya dievakuasi ke Polrestabes Surabaya. "Dan ada tiga orang yang diamankan, dua di Polsek Genteng dan satu di Polsek Tegalsari. Belum tahu proses tindaklanjutnya karena informasinya diambil alih polrestabes," kata Sutrisno. (rio)

Sumber: