Panen Raya, Harga Tembakau Tulungagung Turun
Tulungagung, memorandum.co.id - Saat ini, di sebagian wilayah Tulungagung tengah musim panen tembakau. Hal itu terlihat banyaknya petani yang mencincang dan mengeringkan daun tembakau di sekitaran rumah mereka. Seperti dijumpai di Desa Bono, Kendalbulur, dan Ngranti, Kecamatan Boyolangu. Hampir di tiap rumah warga, ada daun tembakau yang dijemur. Kepala Desa Ngranti, Yulianto mengatakan, pada masa panen raya seperti ini kemungkinan harga jual tembakau petani akan mengalami penurunan. Alasannya, karena stok melimpah, namun permintaan pasar tidak mengalami penambahan. Faktor lain yang mempengaruhi penurunan harga tembakau yaitu sering turun hujan. Sehingga berpengaruh juga pada rasa dan kualitas tembakau. "Pertama karena sedang panen raya, kemudian kondisi kan juga hujan. Kalau hujan gini, rasanya dan kualitasnya turun," ujarnya, Minggu (18/9/2022). Yulianto menjelaskan, dalam kondisi normal, harga jual daun tembakau belum dicincang di angka Rp 850 ribu per kuintal. Tetapi saat ini ada di kisaran Rp 600 ribu per kuintal. Sedangkan tembakau sudah dicincang, saat ini harganya Rp 70 ribu per kilogram. Atau justru turun dibandingkan kondisi normal yang mencapai Rp 100 ribu per kilogram. "Kondisi jual daun dan rajangan beda, harganya juga beda. Tapi kalau di wilayah sini, rata - rata seperti itu. Itu kondisinya sedang turun jika dibandingkan kalau kondisi normal," terangnya. Pihaknya menyebut, pascapandemi ini ada perubahan proses penjualan. Para petani tembakau lebih memilih menjualnya lewat online. Sebab harga jualnya bisa lebih tinggi, karena tidak lagi menggunakan jasa perantara. "Sekarang online, tinggal foto, kirim ke orangnya, kalau mau nanti langsung dikirim. Biasanya sini jual ke Semarang," tuturnya. Yulianto memastikan, hingga saat ini tidak ada pengurangan luas lahan tanam tembakau di wilayahnya. Justru jumlah petani yang beralih menanam tembakau semakin banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. (fir/mad)
Sumber: