Cinta Pertama Kambuh saat Panas-panasi Suami (1)
Awalnya Amanah (samaran) tergolong perempuan setia. Selalu taat dan patuh kepada suami. Sayang, hal tersebut tidak dapat dia pertahankan. Penyebabnya suami sendiri, sebut saja Hayong, yang membabi buta menuduh Amanah berselingkuh. Kata Hayong, pada malam pertama dia merasakan sang istri sudah blong alis sudah tidak perawan. Hal itu disampaikan blak-blakan. “Aku tak habis pikir,” gerutu Amanah, yang duduk bersama temannya, sebut saja Afi, di teras masjid tak jauh dari Pengadilan Agama (PA) Surabaya, belum lama ini. Amanah tidak menyangka Hayong sanggup menuduhnya seperti itu. Sebab, selama ini dia tidak pernah dekat dengan lelaki mana pun. Sebelum dengan Hayong, diakui dia memang sempat didekati beberapa cowok. Dayat, misalnya. Namun, Amanah tidak pernah menanggapi pemuda yang membiayai kuliahnya dengan menjadi juragan rombeng ini. ”Aku pertama kali jatuh cinta ya kepada Hayong ini. Itu sudah berkali-kali aku sampaikan kepada dia. Dia pun mengakui aku adalah cinta perdananya. Lho, gitu kok aku dituduh selingkuh. Dengan siapa?” kata Amanah seperti bertanya pada diri sendiri di depan Afi. Salah satu alasan Hayong menuduh Amanah berselingkuh adalah anak semata wayang mereka, sebut saja Deni, wajahnya sama sekali tidak mirip dengannya. Tidak mirip juga dengan Amanah. Jadi, Amanah dituding mendua saat mereka berpacaran dulu. Kanan-kiri oke. “Opo gak gendeng tah ngene iki,” tutur Amanah, kesal. Karena Hayong setiap saat ngotot dengan tuduhannya, Amanah lantas menawarkan solusi agar Hayong dan Deni dites DNA. Dengan begitu, nanti akan jelas Deni itu buah karya siapa. Hayong atau lelaki lain. Celakanya, mati-matian pula Hayong menolak saran tersebut. Alasan dia, hasil tes DNA bisa dipalsukan. “Apa nggak gila, Fi? Makanya aku lari ke tempatmu untuk curhat masalah ini. Maaf kalau aku selalu merepotkan,” kata Amanah, “Kalau dia mau tes DNA, akhir ceritanya pasti beda. Malah tidak akan pernah ada cerita.” Napas Amanah tiba-tiba tersengal dan suaranya terputus-putus. Sepertinya tersedak air liur sendiri. Memorandum, yang duduk tidak jauh dari mereka pascasalat Ashar, lantas menawarkan sebotol air mineral. Ternyata pembicaraan Amanah dan Afi belum selesai. Tanpa canggung mereka terus bertukar pikiran di depan Memorandum. “Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan,” kata Amanah. Tahu apa yang akhirnya disarankan Afi? Tidak kalah gila dari pikiran Hayong. Afi malah mendorong Amanah mewujudkan tuduhan suaminya. “Biar kapok laki-laki kayak gitu. Biar ngeh bahwa perempuan seperti kita-kita ini juga masih bisa menarik mata lelaki di luar rumah,” kata Afi. Ternyata Afi tak sekadar omong kosong saat menyarankan Amanah berselingkuh. Dia memperkenalkan Amanah dengan sahabatnya, yang sebenarnya sejak remaja sudah naksir berat terhadap Amanah. Namanya sebut saja Tulus, yang kini menjadi karyawan sebuah bank swasta ternama. “Paling tidak, untuk manas-manasi hati suamimu,” kata Afi, mantab. (jos, bersambung)
Sumber: