Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Terus Demo

Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Terus Demo

Surabaya, memorandum.co.id - Aliansi Suara Rakyat Surabaya yang terdiri dari ribuan mahasiswa dan elemen masyarakat sipil menggelar demo di depan Gedung Grahadi, Rabu (14/9/2022) siang. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Demo yang berlangsung dari jam 13.00 ini dihadiri ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Jawa Timur. Mulai dari Universitas Airlangga (Unair), Universitas Surabaya (Unesa), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Universitas Veteran Jawa Timur (UPN), Universitas Wijaya Kusuma (UWKS), dan Universitas Bhayangkara (Ubaya). Elang Bagus, Ketua BEM UWKS mengungkapkan, massa aksi berkumpul terlebih dahulu di sekitar Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang awalnya pukul 09.00 diundur menjadi pukul 13.00. Kemudian bersama-sama menuju menuju titik aksi di Gedung Grahadi Surabaya. “Kami  semua kumpul dulu di sekitar KBS pukul 13.00. Awalnya pukul 09.00, kami undur jam 13.00. Terus baru mengarah ke Grahadi,” ungkap Elang. Sedangkan Faross Al Aziz,  wakil ketua HMJ Administrasi Negara Universitas Negeri Surabaya mengungkapkan bahwa aksi ini bukan hanya untuk menolak kenaikan harga BBM, melainkan ada beberapa tuntuntan lain, seperti di antaranya tolak liberalisasi sektor hulu dan juga mengawal dan mengalokasi integrasi subsidi BBM. “Hari ini kita membawa beberapa tuntutan selain menolak kenaikan BBM. Kita juga menolak liberasi sektor hulu dalam kebijakan migas, yang kedua mengawal alokasi dan integrasi subsidi BBM dari pada menguranginya,” ungkap Faross. Faross menambahkan, aksi demo ini tidak menghasilkan apapun. Segala tuntutan yang telah dibuat hanya diorasikan karena tidak ada penjabat negara yang menemui mereka. “Demo kita kali ini seperti demo bodong ya, tidak menghasilkan apa-apa. Ya kita cuman bisa bernarasi dan hasilnya 0-0,” imbuhnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Ragil mahasiswa Unair. Pemerintah diharapkan dapat lebih bijak dan memperhatikan aspek-aspek kecil lainnya sebelum mengambil keputusan. “Pemerintah harus bisa memperhatikan aspek-aspek lainnya. Sekecil apapun itu pemerintah harus bisa mepertinbangkan sebelum mengambil keputusan. Karena kenaikan harga BBM ini dapat mempengaruhi aspek-aspek lainnya,” ungkap Ragil. Ke depan, aksi demo ini akan disebut terus berlanjut hingga menemui hasil yang terbaik. Mahasiswa dan masyarakat akan tertib serta mengikuti aturan selama melakukan demo. Hal ini semata-mata dilakukan sebagai tuntuan aksi damai untuk mendapatkan keputusan yang baik. (mg3/bin)

Sumber: