Ketua APKLI Jatim: BLT BBM Bukan Solusi

Ketua APKLI Jatim: BLT BBM Bukan Solusi

Surabaya, Memorandum.co.id - Pelaku Usaha Kecil Mikro sangat terdampak kebijakan pemerintah mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM). Tidak kurang 30.000 anggota APKLI Jatim harus dihantam harga BBM. Meski dua tahun lalu pelaku usaha mikro ini menghadapi gelombang covid-19. Ketua APKLI Jatim, Deky Aptimawan mengatakan, naiknya harga BBM akan sangat berdampak. “Kami baru bebas dari pandemi. Kini kami menghadapi perubahan harga setelah kebijakan pemerintah mencabut subsidi BBM,” kata Deky Aptimawan. Ia meyakini, meski pemerintah memberikan bantuan langsung tunai (BLT) dampak BBM. Namun kebijakan itu bukan solusi. Sebab BLT paling lama diberikan 6 bulan. Nyatanya rakyat akan menghadapi dampak kebijakan itu selamanya. “Daya beli masyatakat akan anjlok. Karena semuanya akan berdampak,” tutur dia. Bagi pelaku usaha mikro kecil, tidak akan mampu bertahan. Karena penghasilan yang mereka dapat akan habis hari itu juga. “Mereka tidak akan bisa menabung. Sehingga kebijakan BLT akan selesai setelag program pemerintah selesai. Rakyat kecil.lagi menjadi program,” aku dia. Deky menyebutkan, dampak yang terjadi adalah usaha mikro akan sepi. Karena itu, kebijakan pemerintah terkait BLT BBM besarnya Rp 600 ribu, harus tepat sasaran. APKLI Jatim mendorong pemerintah provinsi Jatim, dan 38 kabupaten/kota se Jatim bisa melindungi pelaku usaha mikro menangah dengan mengandengkan sebagai rantai pasok ke BUMD atau BUMN. “Karena BLT tidak soluai. Rantai pasok diharapkan bisa menjadi solusi bagi nasib pelaku UMKM,” kata dia. Ia menyebut, 57,25 persen APBN dipaaok daei UMKM. Perhatian pemerintah dengan memberikan stimulus kemudahan. Sehingga pelaku UMKM kuat, maka roda ekonomi juga kuat. Diky menyampaikan, daripada anggaran Ro 100 triliun buat pemilu konvensional, lebih baik pakai aplikasi. Pertama bisa mengirit biaya, paling cuma butuh Rp 10 triliun. Sehingga tidak menimbulkan kerumunan, saling gontok - gontokan juga aman, dan damai. Lanjut Diky, sisa anggaran Rp 90 teiliun bisa untuk pemulihan ekonomi. “Pemberdayaan pelaku usaha informal, mikro dan kecil di tanah air. Siapapun calon Presiden yg terpilih patut kita apresiasi dan dukung dengan sepenuh hati,” tutup dia. (day)

Sumber: