Ciptakan Alat Pembasmi Hama Edamame, Nabiilah Lolos Pendanaan PKM ITS

Ciptakan Alat Pembasmi Hama Edamame, Nabiilah Lolos Pendanaan PKM ITS

Surabaya, memorandum.co.id - Mahasiswi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Nabiilah Tjandra menjadi peserta pertama dari Department Teknologi Rekayasa Instrument angkatan 21 yang berhasil lolos pendanaan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) ITS 2022. Nabiilah beserta timnya yang terdiri dari M. Jailani (angkatan 18), Irga Merdiansyah (angkatan 20), Aisiyah Anjellica (angkatan 20), Rafly Zaka (angkatan 20) berhasil membuat sebuah alat untuk membasmi hama yang dilengkapi sistem keamanan pencurian berbasis IoT dan Photovoltaic. “Alhamdullilah tahun ini aku first time di PKM bareng timku, mereka semua seniorku dari Angkatan 2018 hingga 2020. Specially kita membuat perangkap hama yang bernama Perangkap Cerdas Bemisia Tabaci dan kebetulan angkatan 21 dari departmentku yang lolos hanya aku,” ujar Nabiilah. Program Kreativitas Mahasiswa yang diikutinya saat ini merupakan PMK dalam bidang Karya Inovatif (PKM KI). Penelitian yang dilakukan adalah seputar hama bemisia tabaci yang menyerang kedelai edamame. “Cabang penelitian lomba ini namanya PKM KI atau karya inovatif dan fokus pada hama bemisia tabaci yang menyerang kedelai edamame,” tandasnya. Keaktifan Nabiilah dari berbagai kegiatan besar serta keikutsertaan dalam banyak perlombaan membuatnya dikenal sebagai mahasiswi yang berprestasi oleh para dosen ITS. Hal ini diungkapkan langsung dosen Fakultas Teknologi Informasi Irzal Ahmad Sabilla. “Dari department dia banyak dipercaya oleh para dosen untuk menjadi moderator di acara-acara besar seperti moderator KRI Nasional, International Conference dan yang mengagetkan saya dia menjadi pembawa acara di INFEST ITS yang dihadiri oleh Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Berarti anak ini dipercaya sebagai mahasiswi berprestasi dan ditunjuk menjadi moderator untuk narasumber-narasumber skala nasional,” ungkap Irzal Ahmad Sabilla. Pencapaian Nabiilah merupakan hal yang membanggakan dan diimpikan banyak orang tua. Namun berbeda dengan orang tua Nabiilah yang mengungkapkan keberhasilan anaknya bukan hal yang harus dibanggakan namun hal yang perlu disyukuri. “Saya merasa bahwa pencapaian Nabiilah bukan untuk dibanggakan, namun disyukuri,” ungkap ibu Nabilah yang biasa dipanggil Ayu. Nabiilah memiliki impian yang ingin dicapai setelah lulus dari ITS, melanjutkan sekolah S2 di Jerman yang menjadi alasannya juga belajar Bahasa Jerman. Karena di masa yang akan datang Nabiilah ingin menjadi dosen. (mg3)

Sumber: