Konsistensi Peraturan Liga Basket DBL Lahirkan Pemain Timnas
Surabaya, memorandum.co.id - Kunci sukses liga basket Honda DBL with KFC 2022 East Java Series adalah konsistensi dan tidak ada perubahan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dikatakan Azrul Ananda, CEO & Founder DBL Indonesia. Menurutnya, kalau liga konsisten maka hasilnya akan baik. Jika peraturan berubah rubah maka hasilnya juga tidak konsisten. Sejak 2004, ekspansi nasional 2008 ini liga DBL yang sangat konsisten. Secara aturan, pelaksanaan, tidak pernah melakukan perubahan yang ekstrem. "Jadi apa yang dirasakan anak SMA hari ini, itu dilakukan anak SMA 10 tahun yang lalu. Jadi kuncinya adalah konsistensi," kata Azrul. Untuk penonton sangat antusias sekali. Karena menurut Asrul Liga DBL merupakan ajang pertemuan dengan siswa sekolah negeri, swasta, Islam, Kristen bisa ketemu di panggung yang konsisten. Peserta agak beda. Karena semenjak pandemi membuat pertemuan di sekolah tidak seperti dulu. Ada sekolah yang lebih siap dan punya program penerapan protokol kesehatan dalam menghadapi persiapan liga DBL ini. Namun di sisi lain, ada sekolah yang sama sekali berhenti. Mungkin musim ini nanti kualitas pertandingannya, kompetisinya tidak seperti sebelum pandemi karena ada sekolah yang benar-benar siap dan tidak sesiap seperti biasanya. Tapi tidak dipersiapkan mulai sekarang kapan lagi dan ini tinggal menunggu waktu saja. Dan tahun depan akan kembali normal. Perbedaannya mungkin hanya jumlah penonton Tim putri paling terasa. Sebelum ada liga DBL, kompetisi putri nyaris tidak ada. Setelah diadakan Tim Putri Indonesia meraih medali perak, begitu juga tim basket putra. Sebelum banyak naturalisasi dan lain-lain itu mayoritas pemain timnas adalah pemain alumni dari Liga DBL. Kalau anda nonton PON, hampir semua pemain alumni dari DBL. Berbicara pangkal piramid, maka DBL pangkal piramidnya dari sini. Mulai dari pemain, wasit, pelatih, manager timnas basket. Pada akhirnya bintang-bintang lewat sini (DBL) dulu. Bahkan ada direktur sponsor juga dulunya pemain basket alumni DBL," beber Azrul. Azrul mengungkapkan, jumlah peserta DBL belum finalisasi dikarenakan sampai saat ini masih ada yang masih melakukan proses pendaftaran dan ada 1.200 pertandingan. Pemilihan All star masih sama. Di setiap kompetisi dan kota akan ditata. Jika ada pemain yang menonjol maka akan terus diamati dan tidak harus juara. Kemudian ada full pemain terbaik akan diseleksi, ada 300 pemain, dijaring lalu disaring menjadi 50 pemain sampai 12 putra dan putri nantinya akan dibawa ke Amerika. Bukan hanya skill, tapi juga leadeship dan atitute. Karena ikut liga DBL, maka sekolahnya akan dinilai dari di semua aspek," pungkas Azrul. (rio)
Sumber: