Upacara HUT Kemerdekaan, Kader PDI-P Surabaya Kenakan Pakaian Adat

Upacara HUT Kemerdekaan, Kader PDI-P Surabaya Kenakan Pakaian Adat

Surabaya, memorandum.co.id - Kader-kader PDI Perjuangan Kota Surabaya merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan khidmat, penuh rasa syukur, dan diiringi dengan kegembiraan. Bertempat di kantor DPC PDI-P Surabaya, kader-kader banteng melaksanakan upacara bendera. Mereka memperingati momentum ketika Bung Karno dan Bung Hatta menyatakan proklamasi kemerdekaan pada 77 tahun silam. Di lokasi, hadir pula kalangan veteran yang menempati kursi undangan. Jalannya upacara tampak penuh warna. Karena sebagian kader mengenakan pakaian adat dari berbagai suku dan daerah di Indonesia. Sebagian yang lain mengenakan seragam PDI Perjuangan. “Kemerdekaan adalah milik seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Dan, persatuan adalah menjadi kunci kekuatan kita bersama. Seperti sesanti Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu,” ujar Sekretaris DPC PDI-P Surabaya Baktiono, yang bertindak pemimpin upacara. “Kita ingin menunjukkan bahwa keberagaman Indonesia harus terus dirawat, karena hanya dengan gotong royong dalam perbedaan itulah bangsa ini bisa pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” tambah Baktiono, yang juga Ketua Komisi C DPRD Surabaya itu. Beragam pakaian adat dikenakan oleh perwakilan pengurus anak cabang (PAC) dari 31 kecamatan se-Surabaya. Salah satu kader yakni, Winarti Djunaedi, dari Tambaksari memakai pakaian daerah Bali. “Pakaian Bali simpel, unik dan menarik,” kesan Winarti. Sedangkan Anik Andayani, pengurus dari Gubeng memakai pakaian adat Papua. “Salam hangat untuk saudara-saudara di Papua,” kata Anik. Kemudian Lilik Suhermi dari Bubutan mengenakan busana adat Minangkabau. Ada pula pakaian Madura yang dikenakan oleh Hosein dan Abdul Malik dari Semampir. “Saya memilih pakaian Madura. Rasanya pas sekali,” kata Hosein. Kemudian Ketua PAC PDIP Jambangan Sunar memilih busana dari Palembang. Dari Sukolilo, Yanti mengenakan busana khas Ning Surabaya. Pakaian adat Jawa dipakai Siti Maryam dari Bulak. “Seru dan bangga sekali. Saya menyiapkan pakaian adat bareng kawan-kawan lain. Guyub dan penuh semangat. Sejak pagi sudah rias, gotong royong bersama,” ujar Yanti. Seusai upacara, para kader mendengarkan dan melantunkan lagu-lagu daerah. Di antaranya lagu “Gemu Fa Mi Re" asal Maumere, NTT, yang dinyanyikan sambil menari beramai-ramai. Suasana penuh keakraban terlihat di kantor DPC PDI-P Surabaya. Kompak dan meriah. Sementara itu, terpisah, Ketua DPC PDI-P Surabaya Adi Sutarwijono menjelaskan bahwa Hari Kemerdekaan merupakan momentum untuk menguatkan spirit gotong royong. “Kami bersyukur, Indonesia yang kaya ini terus maju, terus terjaga budayanya. Kita warisi api perjuangan Sang Proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta, untuk terus merawat kekayaan Indonesia termasuk keragaman budaya,” ujarnya. Adi, yang juga Ketua DPRD Kota Surabaya lantas mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI ke-77 di Balai Kota Surabaya yang dipimpin Wali Kota Eri Cahyadi. “Kita jaga terus kekompakkan dan kesolidan, bekerja keras untuk melayani masyarakat. Kita bangga, PDI Perjuangan semakin melekat di hati rakyat, khususnya masyarakat Surabaya,” kata Adi. (bin)

Sumber: