Komisi A Desak Trans Icon Hentikan Operasi Mal
Surabaya, memorandum.co.id - Komisi A DPRD Surabaya mendesak agar Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya bersikap tegas kepada pemilik atau pengelola Trans Icon Mal Surabaya. Sebab sampai saat ini, mal milik bos CT Corp Chairul Tanjung itu masih beroperasi. Sebelumnya, pada rapat hearing Jumat (5/8) lalu, dewan merekomendasikan agar aktivitas di dalam mal dihentikan lantaran belum mengantongi sertifikat laik fungsi (SLF). “Trans Icon harus mematuhi Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 51 Tahun 2022 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung. Pasal 3 disebutkan bahwa bangunan yang hendak beroperasi, maka diwajibkan memiliki SLF,” tegas Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Pertiwi Ayu Krishna, Senin (8/8/2022). Ayu menyebutkan, Trans Icon masih mengajukan permohonan SLF tertanggal 1 Agustus lalu. Dan baru mengantongi 3 rekomendasi dari dinas. Yakni, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. "Tapi hanya tiga dinas, sedangkan untuk kepengurusan SLF ada tujuh dinas. Nah, seharusnya Trans Icon menyelesaikan itu semua dulu baru buka,” ucap Ayu. Politisi Partai Golkar ini lantas mengaku geregetan melihat pelecehan terhadap aturan di Kota Surabaya. Pihaknya lantas dalam waktu dekat akan melakukan kunjungan ke Trans Icon Mall Surabaya. Namun sebelum itu, dia meminta pemkot bersikap tegas. “Kami sih berharap, eksekutif juga harus keras, jangan hanya legislatifnya saja. Antara dewan dan pemkot harus gayung bersambut,” kata dia. Ayu menjelaskan, anggota DPRD hanya bisa menjalankan fungsi pengawasan. Selebihnya, terkait bantuan penertiban (bantib) hingga penyegelan menjadi wewenang pemkot. Komisi A DPRD hanya merekomendasikan agar Trans Icon Mall Surabaya tidak dioperasikan sebelum izin SLF terlengkapi. “Sekarang tinggal pemkot, masuk angin apa tidak. Dan kami dalam waktu dekat akan segera meninjau ke lokasi,” cetusnya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya Aly Murtadlo memastikan bahwa Trans Icon belum memiliki SLF. Untuk itu tidak diperbolehkan ada aktivitas publik karena dapat membahayakan. “Kalau memang masih ada aktivitas publik, maka kita akan memberikan sanksi mulai dari teguran ke 1, 2, dan 3. Dan kalau tetap tidak terpenuhi, akan kita berikan sanksi yang lebih berat,” katanya. Aly menegaskan, apapun namanya baik soft maupun grand opening, bila terbukti belum ber-SLF namun sudah dioperasionalkan seperti pembukaan restoran atau wahana permainan, maka pihaknya akan melakukan penertiban. “Tentunya melalui aturan yang berlaku, dari sanksi administratif hingga penutupan,” tuntas Aly. Terpisah, Vice President Corporate Communications PT Trans Retail Indonesia, Satria Hamid menjelaskan bahwa Trans Icon telah dalam tahap menuju kepengurusan SLF. Pihaknya sudah mengantongi sebagian rekomendasi untuk memenuhi izin SLF. Yakni, rekom dari dinas kesehatan, dinas pemadam kebakaran, dan dinas tenaga kerja. “Ketiga rekom dari dinas masing-masing sudah ada sidang SLF-nya, sudah ada survei juga ke kita,” kata Satria. Menurut Satria, SLF bertahap sedang coba dipenuhi oleh Trans Icon. Karena itu, pihaknya belum melakukan grand opening, melainkan soft opening. Yang diawali dengan membuka mal dan perkantoran yang terhubung dengan tower. “Nah ini kan berproses, kayak untuk LH (izin lingkungan hidup, red). Jadi kalau dari LH kan harus ada izin pengolahan limbahnya, sedangkan kita belum beroperasi. Jadi ini masih tahapan ke sana. Tapi kita segera proses ini secepatnya. Dan kita juga yang namanya soft opening ya, ada beberapa yang masih tutup, ada beberapa yang sudah buka,” urai Satria. Kendati diminta untuk tak beroperasi dulu oleh Pemkot Surabaya dan DPRD Surabaya, Satria menegaskan pihaknya tetap ingin izin untuk bisa beroperasional. Sebab, tren pertumbuhan ekonomi berjalan positif. Bisa membantu memulihkan ekonomi di Kota Pahlawan. “Kita tetap memohon untuk tetap bisa buka di sana, karena kita lihat perkembangan ekonominya di sini dan semua itu positif. Bahkan ada banyak pekerja yang bekerja di kita. Jadi kita tetap akan buka, dengan soft opening dan dengan percepatan semuanya,” kata dia. (bin/ono)
Sumber: