Kenangan Terakhir Sri bersama Almarhum Karno di Tanah Suci

Kenangan Terakhir Sri bersama Almarhum Karno di Tanah Suci

Surabaya memorandum.co.id - Saat memasuki halaman Gedung Hall Mina Debarkasi Surabaya, Mul Sri Lestari tak dapat menahan air matanya yang terus bercucuran. Ia kembali teringat kenangan saat ia dan suaminya, Karno memasuki hall penerimaan jemaah haji kloter 6 asal Kabupaten Magetan pada 6 Juni 2022. "Waktu itu, kami berangkat bersama, masuk ruang ini bareng. Sekarang saya masuk hall ini sendirian," ucap wanita kelahiran 49 tahun silam ini, Rabu (20/7/2022). Uantaian ingatan dan kenangan hari-hari indah bersama almarhum suaminya pun terus bermunculan dalam benaknya. Ia bersama suaminya, merupakan pasangan suami istri yang selalu bersama. "Saya dan suami bekerja di sawah, tiap hari pulang pergi selalu bersama," tuturnya. Kota Mekkah menjadi tempat terakhir kebersamaan mereka di dunia.  Kepergian Karno di usianya yang menginjak 57 tahun ini, sempat membuat Sri tak percaya, karena sang suami tidak ada keluhan apalagi memiliki riwayat penyakit saat pemeriksaan di Indonesia. "Tidak ada firasat apa-apa, tapi gak tau kenapa selalu ingin berdua", ucap Sri terbata-bata. Roni, ketua regu 1 kloter 6 menuturkan bahwa Karno menghembuskan nafas terakhir ketika hendak melakukan lempar jumroh. "Terakhir ketemu pak Karno itu, jalan sama saya ketika mau lempar jumroh. Terus Beliau tanya dimana istrinya, saya jawab kalau istrinya sudah jalan di depan bersama rombongan," tutur Roni. Setelah berjalan sekitar 200 meter dari jamarot, terang Roni, almarhum Karno tiba-tiba terjatuh. Melihat hal tersebut, ia segera menolongnya. Tak sendirian, tim medis asal Nigeria yang saat itu mengetahui kejadian itu pun turut membantu memberikan pertolongan pertama untuk Karno. "Kami membantu memberi pertolongan pertama dan pernafasan. Waktu itu saya disuruh memberikan nafas buatan tapi tidak ada pergerakan. Kemudian ada tim askar datang dinaikkan kursi roda dan dibawa nggak tau kemana.Tidak lama kemudian saya dengar kabar, beliau sudah meninggal," kenang Roni, pria kelahiran 46 tahun silam. Sementara itu, Pita Nurhayani, dokter yang tergabung dalam tim kesehatan kloter 6 membenarkan bahwa saat itu almarhum Karno memang dalam kondisi sehat. Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan di Indonesia, almarhum masuk dalam kategori z00 yang artinya tidak ada riwayat penyakit apapun. "Jadi Pak Karno itu kalau dilihat dari status kesehatan dari Indonesia, beliau masuk dalam kategori z00 yang artinya tidak ada riwayat penyakit apapun. Alhamdulillah pemeriksaan dari Indonesia sehat," urai dia. Masih lanjut dia, saat kejadian, ada tim medis datang, saat ditolong, pingsan. Kemudian sudah dilakukan RJP juga waktu itu, kemudian dirujuk di rumah sakit Mina. "Jadi menurut sertifikat kematian dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Mina dan menurut diagnosa di dalam sertifikat itu tercatat sebagai gagal jantung atau henti jantung", terangnya. Abdullah Ubed, selaku ketua kloter 6 menerangkan proses pemakaman berjalan lancar dibantu oleh pihak maktab. Sebelum dimakamkan, pihak keluarga diberi kesempatan untuk melihat wajah almarhum untuk terakhir kalinya. Almarhum dimakamkan di Tanah Haram yang ada di Kota Mekah. "Jadi kami dan dengan istrinya diberi kesempatan untuk melihat sekitar 25 menit. Kemudian dimandikan, dikafani dan dibawa ambulans untuk dimakamkan di Tanah Haram Mekah," ujarnya. Moh Nurul Huda, kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo yang saat itu bertugas sebagai tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kloter 6 turut menenangkan dan memberikan semangat untuk  Sri. "Saya yakin almarhum Pak Karno khusnul khotimah dan pasti masuk surga, semua umat muslim ingin meninggal disana, tapi Allah luar biasa memilih Pak Karno. Saya pun kalau seumpama dipundut di sana saya ikhlas dan senang. Kenapa? Karena dijamin masuk surga. Jadi berbahagialah panjenengan, pak Karno sudah di surganya Allah. Semoga bisa diterima dengan hati yang lapang dan ikhlas sambil terus didoakan," ujarnya menenangkan.(x2)

Sumber: