Antara Arafah dan Musdalifah, Pasutri Jemaah Haji Asal Lamongan Berpisah Selamanya
Surabaya memorandum.co.id - Menunaikan ibadah haji adalah dambaan bagi semua umat muslim. Namun tak pernah terbayangkan oleh Khoirul Amin, jemaah kloter empat asal Kabupaten Lamongan bahwa di tanah sucilah menjadi kebersamaan terakhir bersama Makhulah, sang istri tercinta. Tak pernah ada firasat apapun sebelumnnya, ia tak pernah menyangka bahwa harus berpisah dengan istrinya saat berada di Arafah hendak menuju Musdalifah. Ia mengakui memang istrinya memiliki riwayat penyakit diabet, namun sang istri selalu rajin kontrol dan mengkonsumsi obat. "Memang awalnya itu diabet, tapi diabetnya itu tidak apa-apa, selalu kontrol dan minum obat, juga tidak ada keluhan apa-apa", kenangnya menahan air mata. Almarhumah Makhulah, wafat pada tanggal 8 Juli 2022 di usia 55 tahun. Meninggalkan 3 orang putra dan 3 cucu. Ia menghembuskan nafas terakhir saat hendak menuju ke Muzdalifah melaksanakan ibadah mabit wajib. Ia pingsan saat menaiki bus. "Saat ada pengumuman berangkat ke Musdalifah, mau naik bus, saya lewat pintu bus belakang istri saya lewat pintu bus depan, tiba-tiba pingsan menjatuhi temannya yang dibelakang, lalu saya dipanggil teman saya, teman saya bilang istri saya pingsan, kemudian Pak Kholik (ketua kloter 4) datang dan bilang istri saya sudah tidak ada," kenangnya. Kholid, Ketua Kloter 4 menceritakan proses pemakaman almarhumah sangat cepat. Dibantu oleh pihak maktab almarhumah dimakamkan setelah maghrib di Pemakaman Makbaro Syar'i di Mekah "Tidak ada kendala saat proses pemakaman, kita dijemput oleh pihak maktab, pihak maktab sangat proaktif baik dalam proses administrasi maupun pemakamannya," terangnya.(x2)
Sumber: