Ketua DPRD Jatim Hadiri Mujahadah Kubro PWNU Jatim
Surabaya, Memorandum.co.id - Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Kusnadi larut dalam Mujahadah Kubro yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim di Masjid Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim ini dengan khidmat mengikuti alunan doa, serta sholawat dipimpin para kiai sepuh diacara yang merupakan rangkain menuju peringatan satu abad NU yang digelar mulai Minggu (19/06/2022) malam hingga Senin (20/06/2022) dini hari. “Alhamdulillah, sebagai keuarga besar NU, saya bisa menjadi bagian dari acara Mujahadah Kubro dengan hadir langsung,” terang Kusnadi usai acara. Lanjut Kusnadi, intinya mendoakan yang terbaik bagi bangsa dan negara, agar tetap utuh, bersatu, tanpa perpecahan. “Selain doa agar kaum Nahdliyyin tetap kompak dan menjaga komitmen keaswajaan,” ucap Kusnadi. Dia pun menyampaikan keyakinan, bahwa sampai kapan pun kalangan NU tetap akan teguh dengan komitmen kebangsaannya. Dan itu bisa dilihat dari pelaksanaan Mujahadah Kubro kali ini, yang di antaranya secara batiniah berdoa agar negara Indonesia khususnya, bisa segera bangkit kembali setelah dua tahun dilanda pandemi Covid-19. “Ikhtiar lahir yang dilakukan pemerintah dan elemen lainnya, harus dibarengi ikhtiar batin, seperti melalui acara ini,” tuturnya. Sementara Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar kepada media menjelaskan, di Mujahadah Kubro ini para kiai berdoa Nahdliyyin tetap kompak dan berkomitmen menjaga keaswajaan, kemanusiaan, dan keindonesiaan. Selain itu, diselenggarakannya Mujahadah Kubro ini untuk menyambungkan keilmuan dan pengetahuan dengan ulama terdahulu. Menurut pengasuh Ponpes Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang tersebut ada ulama-ulama yang sangat berjasa dalam dakwah dan penyebaran agama Islam dalam masa di antara Wali Songo dan KH Hasyim Asyari. Termasuk Kiai Hasan Besari yang gerakan-gerakannya dimulai dari Ponorogo. "Kiai Hasan Besari juga mendirikan Pondok Pesantren Gebang Tinatar pada abad 18 yang mempunyai ribuan santri. Dan sampai sekarang menjadi bagian Nu dalam menjaga NKRI," ujar Kia Marzuki. Sementara itu, warga Nahdliyyin yang menghadiri Mujahadah Kubro datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Di sepanjang jalan memasuki kawasan masjid Tegalsari, banyak penjual ‘dadakan’. Warga sekitar memanfaatkan momen dengan berjualan makanan, minuman. Bahkan ada pula yang dari luar Ponorogo menjual berbagai macam aksesoris seperti peci, kaligrafi, tasbih, bendera NU, dan lain-lain. Antusias para nahdliyin pun sangat luar biasa. Terlihat ketika di pertengahan acara sempat hujan turun sebentar, mereka tetap tidak beranjak dari tempatnya hingga Mujahadah Kubro berakhir. (day)
Sumber: