Kloter Terakhir Gelombang Pertama Telah Bertolak ke Madinah

Kloter Terakhir Gelombang Pertama Telah Bertolak ke Madinah

Surabaya memorandum.co.id - Kloter dua puluh yang merupakan kloter terakhir pada gelombang pertama pemberangkatan Embarkasi Surabaya telah diterbangkan menuju Madinah pada hari ini, Jum'at (17/6). Kloter 19 yang merupakan jemaah dari Kabuapten Probolinggo dan Kabupaten Mojokerto berangkat menuju bandara Juanda pada pukul 07.00. Sedangkan kloter 20 yang merupakan jemaah dari Kota Probolinggo, Kota Batu, Kabupaten Sampang dan Kabupaten Gresik berangkat menuju bandara pada  pkl 09.00  WIB. Adapun jumlah total jemaah yang diberangkatkan per hari ini adalah 8.956 jemaah. Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, Husnul Maram menjelaskan, dari pemeriksaan tas tenteng kloter 19, petugas masih menemukan cairan dengan ukuran lebih dari 100 ml, yaitu sampo,sabun cair, pasta gigi, body lotion, parfum, madu, obat batuk, air jahe, petis, dan minyak kelapa. "Kami harap jemaah yang membawa cairan dengan ukuran 100 ml bisa dikemas seaman mungkin dan ditaruh di koper bagasi supaya tidak disita," jelas Kakanwil. Benda-benda yang seharusnya ditaruh di koper bagasi seperti silet,gunting,potongan kuku,paku, masih ditemui di tas tenteng sehingga petugas terpaksa mengamankan barang-barang tersebut," ungkapnya. Dari kloter 19, petugas juga masih menemukan jemaah yang membawa rokok melebihi 200 batang."Jemaah boleh membawa rokok maksimal 200 batang, kalau lebih dari itu rokok akan diamankan petugas," terang pria yang juga menjabat sebagai Ketua PPIH Embarkasi Surabaya ini. Dari hasil pemeriksaan tes urin pada Wanita Usia Subur (WUS), ditemukan jemaah yang hamil 4 minggu dari kloter 19. Sehingga total jemaah yang ditunda keberangkatannya ke tanah suci tahun ini karena hamil adalah 2 orang. "Jemaah dari kloter 19 yang hamil dengan usia kandungan 4 minggu. Sedangkan dari kloter sebelumnya usia kandungan 8 minggu. Menurut aturan penerbangan, yang diperkenankan adalah usia kehamilan 14 minggu-26 minggu. Jadi usia kehamilan trimester pertama atau trimester ketiga tidak boleh ikut terbang," terang kakanwil. Selain itu, ada 7 jemaah yang sakit sehingga keberangkatannya ke tanah suci ditunda hingga kondisinya pulih.(x2)

Sumber: