Kompetensi Wartawan Harus Sampai Level Foresight

Kompetensi Wartawan Harus Sampai Level Foresight

Surabaya, Memorandum.co.id - Puluhan jurnalis dari berbagai media di Jawa Timur mengikuti Safari Jurnalistik PWI-Astra 2019 yang digelar di Gedung PWI Jatim Jalan Taman Apsari, Kamis (31/10). Hadir beberapa narasumber yakni  Ketua Bidang Pendidikan Pusat Nurjaman Mochtar,  Nurcholis MA Basyari, Refa Riana, dan Merdi Sofansyah. Ketua PWI Jatim Ainur Rohim mengatakan, acara ini digelar untuk memberikan pencerahan dan pengembangan ilmu jurnalistik yang semakin banyak berkembang. “Posisi Jawa Timur ini sangat penting. Dengan adanya Safari Jurnalistik ini, para awak media yang hadir mendapat banyak materi penting tentang pengembangan ilmu jurnalistik,” kata Ainur. Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Astra International Boy Kelana Soebroto mengatakan, Astra memberikan pencerahan seperti hukum di sekitar pers yang krusial bagi wartawan. “Astra mendukung pengembangan SDM terhadap para jurnalis di era 4.0. Selain itu, di era ini pers dapat dijadikan sebagai model baru bisnis media dan kompetensi multi tasking,” papar Boy. Di sela-sela acara, tiba-tiba hadir Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh. Dia mengatakan, kompetensi wartawan harus sampai level foresight. Menurut dia, selain mampu menjelaskan apa (hindsight) dan kenapa (insight) sebuah fenomena terjadi, wartawan Indonesia harus mampu memprediksi (foresight) hal yang mungkin terjadi dari sebuah fenomena. “Foresight yaitu kemampuan untuk membaca ke depan kayak apa. Jadi mulai apa yang terjadi, kenapa terjadi, hingga apa yang akan terjadi. Jika pemberitaan kalian menjadi satu mata rantai, nantinya kalian dapat memberikan rekomendasi pada pihak terkait,” kata Nuh. Nuh menambahkan, dirinya yakin jika wartawan saat ini, menguasai ketiga level kompetensi tersebut, sehingga masyarakat nantinya bisa memiliki pengetahuan untuk menentukan kebenaran sebuah informasi yang beredar. “Jika awak media menguasai tiga kompetensi tersebut, nantinya berita yang disampaikan dapat mencerdaskan masyarkat. Selain itu masyarakat akhirnya tahu mana berita yang benar dan berita yang hoax,” papar dia. Nuh juga memberikan semangat kepada para wartawan yang sedang mengikuti Safari Jurnalistik. Ia mengatakan, bahwa kemerdekaan pers adalah hal mutlak. Menurut dia, jika tiga hal tersebut didapat oleh awak media, nantinya beritanya akan menjadi berkualitas. “Kemerdekaan pers itu mutlak. Selain itu, kemerdekaan pers bisa berkualitas jika kompetensi wartawannya top, jadi terus di-upgrade, diberi perlindungan, dan di sejahterakan,” pungkas mantan mendikbud itu. (x-3/lis)

Sumber: