TMMD Ke-106 Jatim Menjawab Keluhan Warga Daerah Terisolir
Surabaya, memorandum.co.id - Kabupaten Malang, Pasuruan, Sidoarjo, Jombang, dan Ponorogo merupakan lima daerah yang dijadikan sasaran pelaksanaan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-106 di Jawa Timur. Penentuan lima daerah itu, merupakan hasil pertimbangan antara pihak TNI-AD, khususnya Kodam V/Brawijaya dengan Pemprov Jatim. Bahkan, sebelum dinyatakan resmi menjadi lokasi sasaran pelaksanaan TMMD, masing-masing pihak dari kodam dan pemprov pun, melakukan peninjauan terlebih dahulu. Dalam penilaian itu terdapat beberapa kriteria penting sebelum masing-masing desa dari setiap wilayah dinyatakan layak menjadi lokasi pelaksanaan TMMD ke-106 Jawa Timur. Alhasil, selain Desa Kedungsalam yang berlokasi di Kabupaten Malang, beberapa desa lainnya pun dinilai layak untuk dijadikan sasaran pelaksanaan program TMMD saat ini. Termasuk di antaranya Desa Kupang Jabon, Sidoarjo; Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan; Desa Sooko, Kabupaten Ponorogo; dan Desa Galengdowo, Kabupaten Jombang. Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya Kolonel Arm Imam Haryadi menjelaskan, lima desa yang tersentuh TMMD saat ini telah mengalami perubahan yang cukup pesat. Sebab, berbagai insfrastruktur umum telah berdiri kokoh. “Lima desa itu, merupakan daerah terisolir,” ujar mantan Wakil Asisten Intelijen Kasdam V/Brawijaya ini, Kamis (31/10). Selain pembangunan jalan, kata Imam, beberapa infrastruktur umum pun mulai bisa dinikmati oleh masyarakat di lokasi TMMD. Di antaranya pembangunan saluran irigasi, rumah tidak layak huni (RTLH), pengaspalan jalan, hingga keberadaan tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK). “Nantinya, hasil pembangunan itu diserahkan langsung ke masyarakat melalui kepala desa. Jadi, TMMD itu dari rakyat, dan untuk rakyat,” beber Imam. Bukan hanya program fisik atau pembangunan fasilitas umum saja, TMMD ke-106 di Jawa Timur saat ini juga menyasar program nonfisik. Dijelaskan Imam, program itu berisikan berbagai materi penyuluhan atau pembekalan yang ditujukan bagi masyarakat di lokasi TMMD. Bahkan, berbagai narasumber dari setiap institusi pun turut dihadirkan oleh pihak satgas. “Penyuluhan itu, meliputi sosialisasi kesehatan, pendidikan, pelatihan kerja, penyuluhan pertanian hingga sosialisasi hukum dan bahaya narkotika,” jelas Imam. Berbagai penyuluhan tersebut, imbuh Imam, dinilai mampu membentuk karakter dan mental masyarakat yang berada di daerah terisolir, mampu menghadapi perkembangan informasi dan teknologi, khususnya revolusi industri 4.0. “Pembekalan itu, ditujukan untuk merubah mindset masyarakat di desa terpencil, agar mampu bersaing dengan kemajuan teknologi seperti saat ini,” bebernya. Asmuni (42), salah satu petani di Desa Kedungsalam, Kabupaten Malang, Jawa Timur mengakui jika keberadaan program TMMD mampu membawa perkembangan yang cukup pesat di desanya. Bahkan, satgas TMMD tak segan-segan untuk segera membantu berbagai kesulitan masyarakat. Salah satunya ialah keberadaan saluran air atau irigasi yang sebelumnya rusak. “Itu satu-satunya irigasi yang dimiliki oleh warga desa di sini. Sebelumnya, mengalami kerusakan yang cukup parah,” ungkap dia. Tak membutuhkan waktu lama, Asmuni menuturkan jika saluran irigasi tersebut, sudah mulai bisa digunakan oleh masyarakat Kedungsalam yang mayoritas berprofesi sebagai petani. “Kondisi sekarang sudah cukup bagus. Apalagi, irigasi itu sekarang diperkuat dengan pondasi dan bebatuan,” tandasnya. Sementara itu, Dansatgas TMMD Kodim 0818/Kabupaten Malang-Kota Batu Letkol Inf Ferry Muzawwad menegaskan, dirinya sangat mengapresiasi kinerja personelnya. Sebab, bukan hanya pembangunan saluran pengairan saja. Akan tetapi, beberapa pembangunan fasilitas umum di desa tersebut, mampu diselesaikan dengan batas waktu yang sudah ditentukan. “Alhamdulillah, itu juga berkat sinergitas dan dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat setempat yang secara sukarela membantu satgas,” kata Ferry. Ternyata, keberadaan program TMMD tak hanya membawa perkembangan bagi masyarakat di Desa Kedungsalam saja. Warga Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan pun merasakan manfaat adanya program TMMD saat ini. Keberadaan pembangunan jembatan berukuran 3x4 meter di desa itu, ternyata mendapat banyak apresiasi dari masyarakat. Selama berlangsungnya pembangunan jembatan itu, warga pun tanpa rasa pamrih membantu para personel satgas di bawah kendali Letkol Arh H Burhan Fajari Arfian tersebut. Kasim (31), warga setempat, menuturkan jika selama berlangsungnya pembangunan jembatan itu, banyak warga yang ikut terjun langsung bersama para satgas. Bukan tanpa sebab, keberadaan jembatan itu, dinilai sangat penting guna mendongkrak roda perekonomian warga di desanya. “Jembatan itu, akses utama penghubung antardesa pak,” ujar Kasim. Terpisah, Dansatgas TMMD 106 Kodim 0819/Pasuruan, Letkol Burhan Fajari Arfian menuturkan jika keberadaan Satgas TMMD, bukan hanya bertujuan untuk menyelesaikan berbagai pembangunan infrastruktur saja. Namun, ia telah menginstruksikan para personelnya agar dapat mewujudkan kemanunggalan antara TNI dan rakyat. “Itu sudah dibuktikan ketika proses TMMD berjalan. Sebelumnya, kami mengimbau para personel agar dapat mewujudkan kemanunggalan, terlebih menanamkan jiwa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri warga di lokasi TMMD. Sebab, itu patriotisme dan nasionalisme, merupakan warisan para leluhur Bangsa Indonesia,” ungkap Burhan. Program TMMD ke-106 ini sebelumnya telah diresmikan oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi, di Desa Kedungsalam, Kabupaten Malang, pada 2 Oktober lalu. Memasuki batas waktu yang sudah ditentukan, tepatnya 31 Oktober, pangdam memimpin upacara penutupan TMMD yang digelar di Desa Sooko, Kabupaten Ponorogo. (Pendam V/Brawijaya)
Sumber: