Pengakuan Maling HP: Jika Tidak Ada Polisi Saya Mati

Pengakuan Maling HP: Jika Tidak Ada Polisi Saya Mati

Surabaya, memorandum.co.id - Samsul dengan wajah babak belur mengakui semua perbuatannya. Dia malam itu bersama temannya boncengan naik motor hendak kerja jadi polisi cepek. Sampai di tempat kejadian perkara (TKP), melihat HP tergeletak tanpa ada pemiliknya. Samsul langsung turun mengambil HP, tiba-tiba diteriaki maling. "Saya lari dan sempat membuang HP agar tidak dikejar sama pemiliknya," terang Samsul. Tapi, korban terus mengejarnya dan menangkapnya bersama warga lainnya. Bahkan menghajarnya hingga babak belur. Beruntung ada bapak-bapak polisi datang dan mengamankannya ke Polsek Sawahan. "Bila tidak ada polisi saya mati dimassa warga," ungkap Samsul. Samsul mengaku, baru kali pertama mencuri karena ada kesempatan. Rencananya HP akan saya jual karena butuh uang Pak," tutur Samsul yang sehari-hari bekerja sebagai polisi cepek di daerah Gubeng ini. Seperti yang diberitakan sebelumnya,  Samsul Irfan (28), warga Jalan Keputran Panjunan menggasak HP merek Xiomi milik Arif Pamungkas (25), yang tergeletak di warung tambal ban depan rumahnya di Jalan Girilaya No. 30. Namun, perbuatan tersangka tepergok korban dan lari. Kemudian dikejar dan diteriaki maling oleh korban. Warga yang mengetahui langsung ikut mengejar dan berhasil menangkapnya di perempatan Jalan Jarak. (rio)

Sumber: