Malam Tasyakuran HJL Ke-453, Optimis Membangun Lamongan

Malam Tasyakuran HJL Ke-453, Optimis Membangun Lamongan

Lamongan, memorandum.co.id - Berbeda seperti malam-malam sebelumnya, menjelang puncak peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) Ke-453 yang jatuh pada esok hari, seluruh jajaran Forkopimda tak terkecuali Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Wabup Abdul Rouf melaksanakan malam tasyakuran, sujud syukur dan salat hajat bersama di Masjid Agung Lamongan (MAL), Selasa (25/5) ba’da sholat Isya. Mengusung tema ‘Kolaborasi Mewujudkan Pembangunan Inklusif’, malam tasyakuran dalam rangka momentum HJL ini selain dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan, sekaligus memohon petunjuk agar semakin didekatkan dengan hajat meraih Kejayaan Lamongan yang berkeadilan. Dikatakan Bupati Yes dalam kesempatan tersebut, di usia yang telah matang ini diharapkan dapat menjadikan bekal agar semakin optimis membangun Kabupaten Lamongan menjadi lebih jaya. “Usia yang ke-453 tahun ini adalah usia yang sangat dewasa, usia yang matang dan semoga ini menjadikan bekal kita agar semakin yakin, semakin optimis untuk membangun Lamongan,” tuturnya. Ditambahkan Bupati Yes, kegiatan yang didahului dengan solat hajat berjamaah ini juga dimaksudkan untuk meminta perlindungan dari segala bala’ dan bencana seperti halnya pandemi Covid-19. “Tadi sudah didahului dengan salat hajat bersama, ini dimaksudkan untuk memohon agar hajat kita, hajat masyarakat Kabupaten Lamongan dikabulkan Allah SWT, dan selalu mendapat ridho dan petunjuk,” imbuhnya. Sebelumnya, Bupati Yes bersama rombongan datang dari Guest House menuju Masjid Agung Lamongan. MAL sendiri merupakan bangunan yang memiliki nilai historis yang sangat luar biasa dijantung kota Lamongan dalam proses berkembangnya Agama Islam. Menurut beberapa sumber, bangunan masjid ini sudah dibangun tahun 1908. Persis di halaman masjid juga terdapat benda cagar budaya berupa gentong dan alas dari batu atau yang biasa disebut dengan batu pasujudan. Gentong dan batu pasujudan yang berada persis di depan MAL itu, konon merupakan hadiah dari Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi dari Kediri, yang saat itu datang ke Lamongan sebagai mempelai perempuan untuk melamar Panji Laras dan Panji Liris, putra dari Adipati Lamongan ke-3, Raden Panji Puspa Kusuma. (*/gus)

Sumber: