Wabah PMK, DPRD Jatim Minta Stop Kran Impor Daging dan Ternak dari India
Surabaya, Memorandum.co.id - Anggota Komisi B DPRD Jatim, Agusdono Wibawanto berharap pemerintah menghentikan terlebih dahulu impor daging dan sapi asal India. Pasalnya, pandemi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak di negara tersebut tinggi. "Kami mendesak hentikan dulu impor sapi dan daging dari negara yang pandemi PMK kuat yaitu India,” tegas Agusdono Wibawanto. Politisi Demokrat ini menyebutkan, peta perdagingan di Jatim untuk impor yang berasal dari Australia dan sekarang beralih ke India. “Potensi daging di Jatim sangat besar sehingga perlu ada penanganan khusus persoalan daging,” jelasnya. Agusdono menambahkan, pihaknya meminta Dinas Peternakan Jatim untuk turun ke daerah untuk melakukan penelitian dan pemeriksaan terhadap ternak di daerah-daerah tersebut. “Antisipasi jangan sampai PMK khususnya terhadap hewan sapi menyebar lebih luas lagi,” ungkapnya. Politisi asal Malang ini mengatakan, selain itu juga perlu ada sinkronisasi antara pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah daerah untuk tempat isolasi di daerah yang sudah jelas ditemukan penyebaran PMK yang menjakiti hewan sapi tersebut. “Perlu ada pemetaan daerah-daerah untuk melakukan isolasi terhadap ternak sebagai antisipasi sebaran PMK lebih luas lagi,” tandasnya. Sekedar diketahui, beberapa kabupaten seperti Sidoarjo, Gersik, Pasuruan, Lumajang, kabupaten/kota Mojokerto, Lamongan terjadi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi. Provinsi Jatim menetapkan status wabah (outbreak) agar hewan ternak itu bisa divaksinasi melalui Organisasi Kesehatan Hewan Dunia atau OIE. PMK yang merebak saat ini merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularannya mencapai 90-100 persen. Sebelumnya, kasus PMK pertama ditemukan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022 lalu. (day)
Sumber: