PMK Ancam Pasokan Daging Kota Surabaya

PMK Ancam Pasokan Daging Kota Surabaya

Surabaya, Memorandum.co.id - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang telah menjangkit hewan ternak di Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan Mojokerto dikhawatirkan dapat memengaruhi jumlah pasokan daging sapi Jawa Timur. Hal ini menjadi perhatian serius Komisi B DPRD Jawa Timur. Anggota Komisi B DPRD Jatim, Aghata Retnosari memastikan kabar tersebut. Politisi PDI Perjuangan ini, mengaku khawatir wabah PMK yang telah ditemukan berpengaruh terhadap kelangkaan daging sapi di Surabaya. Tentu menyulitkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti pedagang makanan. "Sejauh ingin dari pengamatan saya, RPH sudah melakukan beberapa tindakan pencegahan," ujar Aghata saat sidak dan pengecekan pasokan daging di Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH), Pegirian, Kota Surabaya. Menurutnya, apabila kelangkaan daging sapi itu terjadi, bagi para ibu rumah tangga mungkin masih bisa mencari alternatif lain. "Namun, bagi pengusaha UMKM yang memang bahan dasar produknya daging sapi atau kambing, tentu akan mengalami kesulitan," tegas dia. Meski begitu, Aghata menegaskan, bahwa penyebaran wabah PMK di empat kabupaten Jatim tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pasalnya, berdasarkan penjelasan dari dokter hewan, persentase virus PMK ini dapat menyebabkan 50 persen kematian pada pedet atau anak sapi. Apabila kemudian anak sapi pasokannya berkurang, otomatis akan berpengaruh pada keberadaan sapi potongnya. "Kemudian yang dikhawatirkan adalah terjadi kelangkaan daging sapi. Apalagi sebentar lagi menghadapi Hari Raya Idul Adha. Kalau kemudian itu terjadi, maka sapi akan mahal dan pasokannya juga akan menyulitkan masyarakat," jelas Aghata. Lanjut politisi perempuan asal Kota Surabaya ini, dirinya akan menyampaikan ke Komisi B DPRD Jatim untuk mendorong Dinas Peternakan Provinsi Jatim. Supaya segera memberikan petunjuk teknis kepada seluruh RPH di Jawa Timur. Termasuk Dinas Peternakan kota/kabupaten di Jtim. "Karena ini virus, sehingga harus segera ditangani maksimal," imbuhnya. Antisipasi apabila kelangkaan daging itu nantinya benar-benar terjadi. Politisi Indrapura ini berharap, agar sapi yang kondisinya sehat dan berada di luar provinsi bisa didatangkan ke Jatim. Artinya, sapi tersebut bukan import, melainkan dari luar Provinsi Jatim yang sudah dipastikan aman dari virus PMK. "Paling tidak sapi dari provinsi lain yang masih bebas PMK mestinya bisa mengisi kekurangan stok sapi. Karena dikhawatirkan saat Idul Adha, harga sapi menjadi lebih mahal dan masyarakat Jatim menjadi lebih susah," papar dia. (day)

Sumber: