Derita Indah Bersuamikan Lelaki Pemalak dan Pemalas (1)
Pasca-PHK, Aktivitasnya Hanya Cangkrukan Kerja Rokrok Asem
Otak Indah (35, samaran) korslet. Tidak bisa berpikir jernih. Semua serba gelap. Seperti tertutup kabut. Apalagi berpikir soal suaminya, sebut saja Suwandi (38). Sudah dua tahun ini Wandi tidak pulang. Ia meninggalkan Indah dan dua anak yang masih bersekolah di bangku SD dan SMP. Yuli Setyo Budi, Surabaya Pada awal nikah, sebenarnya Wandi sudah menunjukkan gejala sebagai lelaki yang kurang bertanggung jawab. Ini tampak, antara lain, dari kemalasan dia mencari kerja pasca di-PHK (pemutusan hubungan kerja) perusahaan sepatu di kawasan Tandes, dekat tempat tinggalnya. Sehari-hari aktivitasnya hanya cangkrukan. Kadang memang ada pekerjaan, namun sifatnya musiman. Misalnya ketika ada pavingisasi di kampung, dia ikut terlibat di dalamnya. Atau, ketika ada warga yang membangun rumah. Biasanya Wandi dipanggil dan diberi tanggung jawab sebagai kepala proyek. Selama ini dia memang dikenal karena pekerjaannya yang hasilnya rapi dan apik. Menurut Indah, suaminya pernah jadi tenaga andalan proyek-proyek garapan Podomoro Group di Jakarta. “Ndak tahu kok tiba-tiba dia pulang dan tidak mau kembali,” kata Indah saat ditemui Memorandum usai konsultasi di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu.[penci_related_posts dis_pview="no" dis_pdate="no" title="baca juga" background="" border="" thumbright="no" number="4" style="list" align="right" withids="" displayby="tag" orderby="rand"] Wandi beruntung karena istrinya kenal dekat istri pemilik pabrik sepatu dekat rumah. Karena itu, dia bisa dimasukkan bekerja di tempat itu. Padahal, Wandi tidak memiliki basic di dunia persepatuan. “Sebenarnya Mas Wandi itu serba bisa. Apa saja yang ditanganinya pasti jadi baik. Cuma malasnya itu,” tutur Indah. Walau begitu, Indah memuji Wandi yang tidak pernah kurang dalam menafkahi keluarga. “Hanya itu kelebihan dia. Entah dari mana mendapatkan uang, yang pasti selalu saja ada uang untuk kami. Itulah yang membikin aku kagum kepada Mas Wandi,” aku Indah memuji suaminya. Tapi, itu dulu. Dulu sekali, sebelum Indah mengetahui kedok Wandi yang sebenarnya. Seiring perjalanan waktu, sedikit demi sedikit borok Wandi terlihat. Salah satu kejadian yang mampu menunjukkan wajah asli Wandi berlangsung di depan mata Indah sendiri. “Saya pernah dipanggil pemilik pabrik sepatu tempat Mas Wandi bekerja. Astaghfirullah... saya diberi tahu bahwa Mas Wandi sering di-wadul-kan karyawan lain sebagai pemalak. Tapi, intinya dia ketahuan mencongkel brankas dan mengambil sebagian isinya,” kata Indah. Keluarga yang punya banyak usaha tersebut mengaku kehilangan uang belasan juta rupiah. Indah tidak mampu membantah karena ditunjuki CCTV saat Wandi beraksi membuka paksa brankas di kamar utama. Dari rangkaian adegan di CCTV tadi, tergambar jelas bagaimana Wandi masuk halaman rumah majikan dengan merusak gembok pintu pagar, membuka pintu rumah, dan membuka pintu kamar utama. Saat itu rumah sedang sepi karena keluarga ini sedang berlibur ke Bali. Tampak juga Wandi mencongkel paksa pintu brankas dan menguras isinya. “Tetangga saya itu sempat berencana membawa masalah ini ke polisi. Jujur awalnya saya takut. Sambil bersimpuh di kaki mereka, saya mohon agar hal ini diselesaikan secara kekeluargaan,” tutur Indah lirih. Pada saat bingung seperti ini, pada malam harinya Indah dipaksa suami keluar rumah. Dia dibonceng motor ke arah tengah kota, menuju sebuah hotel di sekitar Jalan Diponegoro. “Kamu jangan membantah. Mamti, layani pria di kamar. Setelah itu tuntas, urusan mencongkel brankas juga dianggap selesai. Kerjakan saja bagianmu,” pesan Wandi kepada Indah saat mereka memarkir motor di lantai basement hotel. Indah hendak menolak perintah Wandi, tapi rambutnya dijambak keras dan badannya ditelikung dari belakang. Indah sempat tidak bisa menarik napas. (bersambung)Sumber: