Ngopi Usulkan Ali Sastroamidjojo Jadi Pahlawan Nasional

Ngopi Usulkan Ali Sastroamidjojo Jadi Pahlawan Nasional

Surabaya, memorandum.co.id - Ali Sastroamidjojo penggagas Konferensi Asia Afrika Bandung 1955, diusulkan Komunitas Ngobrol Pintar (Ngopi) ke pemerintahan pusat sebagai pahlawan nasional. Ali Sastroamidjojo adalah sosok bapak bangsa yang sejak masa pendidikannya di Belanda hingga meninggal dunia telah memberikan sumbangsih pemikiran, dan tenaganya. Karena salah satu jasa Ali Sastroamidjojo, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang hebat di mata dunia. Henky Kurniadi, pembina Komunitas Ngobrol Pintar (Ngopi) menyampaikan, Ali Sastroamidjojo memiliki tiga prestasi luar biasa. "Ketokohan Ali Sastroamidjojo dalam proses nasionalisasi De Javasche Bank dan menjadi Bank Indonesia, patut diapresiasi," terang Henky Kurniadi pada peringatan Kelas Sejarah 67 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung di Hotel Rock Surabaya. Lanjut Hengky, sosok Ali Sastroamidjojo juga sebagai penyelenggaraan Pemilihan Umum 1955. Saat itu kabinet dipimpin Ali Sastroamidjojo. "Pemilihan Umum 1955 ini yang dianggap sebagai pemilihan paling demokratis yang pernah terselenggara di Indonesia sampai saat ini," terang Hengky. Mantan DPR RI FPDIP periode 2014 - 2019 ini, menyebutkan sejarah mencatat ide atau gagasan Ali Sastroamidjojo hingga terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika. Saat itu, Konferensi Asia-Afrika dihadiri 29 negara yang mewakili lebih dari jumlah setengah penduduk dunia. Henky Kurniadi yang juga budayawan Jawa Timur ini,  mengatakan prestasi dan keterlibatan dalam membangun NKRI, Ali Sastroamidjojo layak disematkan sebagai pahlawan nasional. Sementara itu, Aven Januar koordinator Komunitas Ngobrol Pintar menyatakan, pihaknya konsisten dengan pergolakan wacana diskusi dan literasi. Saat ini sedang proses menyusun overview  artikel untuk melengkapi proses pengajuan gelar Pahlawan Nasional bagi Ali Sastroamidjojo. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya," jelas Aven yang juga mantan aktivis reformasi 98. Sedangkan, Agustinus Ghunu  dari Pusat Studi Wawasan Kebangsaan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang menyatakan, KAA Bandung 18-24 April 1955 tidak boleh melupakan jasa tokoh Mr Ali Sastroamidjojo. "Beliau adalah penggagas dan ketua KAA tapi juga salah satu bapak bangsa yang ikut mendirikan NKRI.  Beliau tidak saja sebagai Pahlawan Nasional tapi juga pahlawan Asia-Afrika bahkan dunia internasional," jelas Agustinus Ghunu. Momentum peringatan 67 tahun Konferensi Asia Afrika, lanjutnya, momentum yang tepat untuk pengajuan usulan Mr Ali Sastroamidjojo diberi gelar sebagai pahlawan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia. "Semoga kita tidak melupakan sejarah penting ini sebagaimana pesan Bung Karno: Jangan sekali-kali melupakan sejarah," pungkas Agustinus Ghunu. (day)

Sumber: