Saat Wanita Menikah di Atas Usia 50 Tahun (2)
Mengajak Pengemis Kecil Makan Bersama
Mila paling religius di antara saudara-saudaranya. Ini sudah tampak sejak duduk di bangku SD. Ia rajin salat dan tidak pernah meninggalkan puasa Ramadan. Anak sekecil itu juga sudah bercita-cita ingin memberangkatkan haji ayah dan ibunya bila sudah bekerja. “Kok tidak berangkat sendiri?” kata Danang menirukan pertanyaan sang ayah waktu itu. “Aku ingin Ayah dan Ibu bahagia.” Mendengar itu, mata ayah dan ibu Danang berkaca-kaca. Kata Danang, itu hanya gambaran kecil kereligiusan Mila. Masih banyak lagi. Antara lain ketika di depan rumah melintas penjual bakso keliling. Juga ketika Mila masih SD. Mila memanggil penjual bakso tadi. Pada saat bersamaan ada pengemis lewat. Orangnya sudah tua. Perempuan. Jalannya tertatih-tatih. Dia menyodorkan tangan di depan Mila. Spontan Mila bertanya, “Nenek sudah makan?” Pengemis tadi menggeleng. “Nenek mau bakso?” tanpa menunggu jawaban, Mila menggandeng perempuan tadi ke teras dan menaruh bakso di tangannya ke meja, “Ini untuk Nenek. Tapi sebentar ya, Mila ambilkan nasi dulu.” “Apa hubungan cerita ini dengan pria yang naksir Mila?” tanya Memorandum nggak srantan mendengar cerita Danang yang berbelit-belit. “Ada,” katanya. Menurut Danang, suatu ketika Mila pernah diajak salah satu pria yang naksir dia makan siang. Pria tadi, sebut saja Dolah, lantas membawa Mila ke sebuah rumah makan mewah di kompleks mal. Mila menolak. Dia mengatakan ingin makan nasi Padang langganannya di pinggir jalan daerah Ketintang. Dolah tidak keberatan. Di tengah mereka makan, terlihat dua anak kecil berdiri di depan etalase makanan. Memandang makanan-makanan itu dengan penuh nafsu. Sepertinya sangat lapar Mila memanggil anak-anak itu dan mempersilakan duduk. Mila beranjak ke belakang hendak memanggil pemilik warung, tapi dicegah Dolah. “Mereka kita beri uang saja dan segera pergi,” kata Dolah sebagaimana diceritakan Mila kepada Danang. “Biar mereka makan bersama kita,” kata Mila, yang kemudian memperhatikan Dolah. Tampak sekali bahwa pria tersebut merasa kurang nyaman atas keberadaan dua anak kecil tadi. Mila tidak peduli. Dia meneruskan makan sambil sesekali meladeni kedua anak tadi. Dolah yang berpura-pura bersikap baik sudah kadung dinilai sebagai orang yang tidak peduli oleh Mila. Lagi pula, Mila merasakan ketidaktulusan sikap Dolah. “Sejak itu Mila tidak mau bertemu Dolah,” kata Danang. (jos, bersambung)Sumber: