Kemendikbudristek: Ini Inisiator dan Contoh bagi Pemerintah Daerah Lainnya

Kemendikbudristek: Ini Inisiator dan Contoh bagi Pemerintah Daerah Lainnya

Surabaya, memorandum.co.id - Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan bahwa Kemendikbudristek memiliki program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang mana salah satu platform yang diinduksikan adalah kampus mengajar. Nah, konsep Surabaya Mengajar ini adalah konsep pendidikan MBKM yang sangat bagus dan ini merupakan sinergisme antara Kemendikbudristek, Pemkot Surabaya, dan juga perguruan tinggi. “Dengan sinergisme ini saya berharap adik-adik mahasiswa bisa semakin luas dan bisa mengenal laboratorium kehidupan yang sesungguhnya,” kata Prof Tjitjik, Sabtu (26/3/2022). Bahkan, ia juga berharap sinergisme ini bisa dikembangkan dan ditularkan kepada pemerintah daerah lainnya di Indonesia. “Mungkin kalau nanti berkenan mas wali kota kami ingin membangun kolaborasi dan pendampingan dengan pemerintah daerah lainnya di Indonesia. Karena Kota Surabaya ini sebagai inisiator yang pertama dan sebagai contoh bagi pemerintah daerah lainnya di Indonesia,” pungkasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan total ada 1.072 mahasiswa dari 23 perguruan tinggi yang bergabung dalam PSM ini. Selama 6 bulan, para pengajar muda tersebut melakukan pendampingan dari sisi akademis dan nonakademis siswa serta menjalin sinergi dengan sekolah untuk peningkatan mutu sekolah. “Prioritas PSM terdiri atas tiga hal. Pertama, Program Sekolah Ramah, kedua, Program Sekolah Sehat, dan ketiga, Program Sekolah Smart. Program Sekolah Ramah meliputi identifikasi, merancang, implementasi serta evaluasi masalah belajar, psikososial, dan perlindungan anak,” katanya. Menurutnya, Program Sekolah Sehat meliputi identifikasi, merancang, implementasi serta evaluasi penguatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), protokol kesehatan, promosi kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta lingkungan hijau. Sedangkan Program Sekolah Smart meliputi identifikasi, merancang, implementasi serta evaluasi peningkatan mutu sekolah, Kurikulum Merdeka, administrasi sekolah, akreditasi sekolah, dan profil pelajar Pancasila. “Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, jumlah lembaga pendidikan yang dikelola Dinas Pendidikan Kota Surabaya cukup besar. Saat ini terdapat 3.854 lembaga PAUD, SD, dan SMP. Perinciannya, PAUD sebanyak 2.637 lembaga, SD 822 lembaga, dan SMP 395 lembaga. Insyallah dengan adanya program ini, kebutuhan guru di Surabaya hampir terpenuhi semuanya. Mereka akan memulai program ini sejak Senin depan,” tegasnya. (fer)

Sumber: