Yusril Didesak Mundur dari Ketua Umum PBB
SURABAYA - Yusril Ihza Mahendra (YIM) didesak mundur dari kursi Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB). Desakan ini dilakukan karena Zusril dianggap tidak sejalan dengan semangat pendiri PBB. Desakan ini disampaikan Forum Silaturahim Dewan Dakwah Islamiyah (DDII) Jatim bersama pondok pesantren yang tergabung dalam BKSPPI, tokoh masyarakat, Ormas Islam, dan cendekiawan muslim merekomendasikan melalui DR H MS Kaban MSi selaku Ketua Majelis Syuro DPP PBB agar menegur keras YIM "DDII bersama seluruh keluarga besar merasa berkewajiban mengawal dan menyerukan arah politik umat, khususnya kepada kader Partai Bulan Bintang," terang H Tamat Anshory Ismail, Ketua Majelis Syuro Dewan Dakwah Jatim. Mantan anggota DPRD Jatim ini menegaskan, dakwah selaku wali amanah bersama 27 ormas Islam yang turut membidani lahirnya PBB. "Ini untuk melanjutkan perjuangan politik Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia, red.),” tandas Tamat Anshory. Pada kesempatan yang sama MS Kaban memaparkan gonjang-ganjing politik di tubuh PBB saat Yusril Ihza Mahendra menjadi lawyer pasangan calon Presiden nomor urut 01 belum bisa dipahami secara jernih oleh keluarga besar, simpatisan dan kader PBB. Kendatipun dalam banyak kesempatan Yusril menegaskan dalam kapasitas profesi sebagai lawyer, bukan sebagai pimpinan partai. Sementara menurut Prof Thohir Luth, seorang cendekiawan muslim tidak bisa menerima logika YIM. "Komitmen perjuangan politik harus di depan komitmen profesi. Jika lebih berat kepada komitmen profesi, sebaiknya mundur dan letakkan jabatan politik agar umat tidak risau dengan arah gerak Yusril,” ujarnya. Hal senada disampaikan Chairul Jaelani anggota majelis syuro DDII Jatim. Ia mengutarakan dalam dialek Suroboyoan yang khas : "Jare komitmen profesi, kok gak dibayar, gratis sisan, perilaku profesi sing nggarahi bingung wong akeh". (Katanya komitmen profesi, kok gak dibayar, gratis juga, perilaku profesi yang bikin orang banyak bingung". Pada kesempatan yang sama, Prof Daniel M. Rosyid berpandangan ada 'grand design' untuk melakukan upaya ' depolitisasi', deislamisasi terhadap kelas menengah terdidik agar jauh dari nilai-nilai dan ideologi. HMS Kaban salah satu tokoh PBB mengingatkan seribut apapun, seriuh apapun PBB harus tetap utuh. "Puluhan tahun saya mengenal Yusril selaku pribadi yang tetap konsisten dalam perjuangan. Tentang sikap PBB terkait Pilpres, tunggu di forum rakernas yang akan digelar Januari mendatang," pungkas Kaban. (day/yok)
Sumber: