Derita Istri Bersuamikan Penggila Kerja (2)
Anak Tersulut Rokok Tepat di Mata
Persoalan Rini tersundut rokok Heri jadi persoalan yang tidak segera berakhir. Yang terkena sundut memang bukan bagian tubuh yang bisa sembuh dengan mudah. Kecelakaan, begitu Heri menyebut peristiwa rokoknya yang menyundut Rini, ternyata berakibat fatal. Kalau Dini lebih mengistilahkan kejadian itu sebagai keteledoran Heri. Kejadian tersebut memang sangat tragis. Saat itu Heri baru pulang kerja. Tidak seperti biasa, sore itu ekspresi wajahnya sangat keruh. Biasanya memang sudah keruh—karena tidak pernah fresh, tapi kali ini lebih keruh. Istilah Suroboyone buthek-thek-thek. Heri yang biasanya begitu pulang kantor langsung mandi dan masuk kamar menunggu makan malam, hari itu dengan kesal melemparkan tas kerjanya dan duduk di kursi malas di teras depan. Lantas menyalakan rokok. Dini mengingatkan kalau merokok jangan di situ, karena Rini sering bercanda berlarian sama kucing kesayangannya. Kadang keluar-masuk tanpa melihat kiri-kanan. Diingatkan begitu, Heri malah marah. Saat itulah Rini berlari mengejar kucing dan matanya tepat mengenai rokok di tangan Heri. Heri tidak peduli ketika Rini mengerang kesakitan. Dia justru berdiri dan beranjak pergi. Naik mobil dan pergi entah ke mana. Teleponnya yang dihubungi Dini tidak direspons. Sementara itu kondisi Rini semakin memprihatinkan. Terus-menerus menjerit kesakitan sambil memegang mata kiri yang berdarah. Dini akhirnya memutuskan membawa Rini ke rumah sakit. Ternyata usaha Dini menunggu dan mengharapkan kepulangan Heri berakibat fatal. Rini terlambat dibawa ke dokter. Kornea matanya rusak parah. Ada beberapa pembuluh darah dan saraf yang tidak bisa diselamatkan. Walau begitu, Dini meminta dokter untuk mengupayakan jalan terbaik untuk Rini. “Suami saya menyusul ke rumah sakit. Tapi sudah sangat malam. Tidak ada gunanya,” tulis Dini dalam chat-nya. Setelah melalui observasi, mata Rini yang tersundut rokok dinyatakan tidak bisa diselamatkan. Harus diambil. Mendengar berita tersebut, Dini merasa bukan mata Rini yang harus dicopot, melainkan jantungnya. Dini pingsan. Entah berapa lama dia tidak tersadarkan diri. Dini merasa ada yang mengangkat tubuhnya ke langit. Saat itulah ia melihat anak tercintanya dikeroyok ribun kera. Dini mencoba menyelamatkan dengan menarik tubuh Rini. Untuk itu dia harus bertarung dengan ribuan kera tadi. Terjadi tarik-menarik. Dini berteriak minta tolong suaminya tapi tidak ada jawaban. Sementara, tarikan dari ribuan kera semakin kuat. Tangan Dini bahkan terasa hampir copot. Ironisnya, Dini yang melihat Heri berdiri di belakang ribuan kera tadi tidak bereaksi. Heri hanya melihat Dini yang berjuang mati-matian merebut Rini dari tangan ribuan kera. Dini mengumpulan sisa-sisa tenaga dan menarik Rini kuat-kuat. Tapi apa yang terjadi? Ia memang berhasil menarik tubuh Rini, tapi sebelah mata gadis kesayangannya itu complong digigit seekor kera. (jos, bersambung)Sumber: