Unitomo Wisuda 569 Lulusan, Rektor: Harus Jeli Melihat Peluang Kerja
Surabaya, memorandum.co.id - Kampus Kebangsaan dan Kerakyatan Universitas Dr Soetomo (Unitomo) mewisuda 589 lulusan program S1 dan S2, Sabtu (19/3/2022). Acara digelar secara hybrid di Dyandra Convention Center, dan dipimpin langsung oleh Rektor Unitomo Dr Siti Marwiyah SH MH. Unitomo membagi pelaksanaan wisuda dalam 2 sesi. Sesi 1 berlangsung pagi hari, pukul 08.00-11.00, diikuti 284 wisudawan. 249 di antaranya mengikuti secara luring, dan 35 lainnya secara daring. Sedangkan sesi 2 berlangsung siang hari, pukul 14.00-17.00, diikuti 285 wisudawan. 209 di antaranya mengikuti secara luring, dan 76 lainnya secara daring. Dalam sambutannya, Rektor Siti Marwiyah berpesan agar para wisudawan terus dan makin jeli dalam melihat berbagai peluang kerja maupun usaha. "Pandemi telah memaksa Anda untuk makin fleksibel, dengan mengadopsi cara belajar secara hybrid. Ke depan, meski pandemi sudah berhasil kita lewati, akan banyak lagi hal-hal lain yang bisa dilakukan secara hybrid, dengan memadukan sistem daring maupun luring. Karena itu, Anda harus jeli memanfaatkan berbagai peluang itu," ujarnya. Siti Marwiyah juga mewanti-wanti seluruh undangan, termasuk panitia yang terlibat dalam mempersiapkan acara wisuda ini untuk selalu menjalankan protokol kesehatan di mana pun berada. "Sebenarnya, lebih mudah bagi saya untuk memutuskan menggelar acara wisuda ini secara daring, seperti dilakukan banyak kampus lain. Tapi karena banyak calon wisudawan yang meminta acara ini bisa terselenggara secara luring dengan tetap dihadiri orang tua, sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam hidup, maka saya akhirnya memutuskan untuk menggelarnya secara hybrid," jelas rektor wanita pertama Unitomo ini. Siti Marwiyah mengakui, keputusan menggelar wisuda hybrid membuat panitia harus bekerja ekstra keras untuk mempersiapkan acara dengan baik. "Yang daring, meski dilaksanakan lewat aplikasi Zoom, sebisa mungkin harus tetap khidmat. Sedang yang luring, harus dengan prokes ketat, termasuk mewajibkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk masuk ke lokasi acara. Kita semua tentu tidak ingin muncul klaster Covid-19 baru dari acara wisuda kita," papar adik kandung Menkopolhukam Mahfud MD ini. Sementara itu, turut hadir di lokasi, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah VII Jawa Timur Prof Dr Ir Soeprapto DEA. Dalam sambutannya, Soeprapto mengapresiasi langkah Unitomo. Sebab, telah menggelar wisuda secara hybrid untuk mengakomodasi keinginan para calon wisudawan yang ingin mengikuti secara luring bersama orang tua, namun dengan tetap menerapkan prokes yang ketat. "Ini langkah berani, dan harus dieksekusi secara hati-hati. Dan saya lihat Unitomo berhasil melakukannya," kata dia. Menurutnya, hal tersebut perlu dicontoh oleh kampus-kampus lain, karena kebanyakan hanya menggelar wisuda secara daring. "Beberapa kampus belakangan memang juga ada yang menggelar wisuda secara luring, tapi hanya diikuti wisudawan tertentu, biasanya yang berprestasi saja sebagai perwakilan," ujar Soeprapto. Sedangkan ketua panitia wisuda, Dr Amirul Mustofa MSi menjelaskan, pengaturan wisuda dua sesi dimaksudkan agar tidak terjadi kerumunan, baik pada saat menjelang, saat acara, dan saat pulang. Terutama bagi undangan yang mengikuti acara secara luring. "Meski angka penyebaran Covid-19 belakangan makin terkendali, tapi panitia tetap membatasi jumlah yang hadir di tiap sesi maksimal hanya 800 undangan termasuk wisudawan, jauh dari kapasitas normal gedung yang bisa menampung hingga 4.000 orang," terang Amirul, yang juga menjabat wakil rektor I Unitomo. Melaksanakan wisuda dalam situasi pandemi, tambah Amirul, menuntut panitia untuk bisa mengendalikan acara dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. "Perlu banyak penyesuaian. Bukan hanya mewajibkan semua undangan menggunakan aplikasi PeduliLindungi saat hendak masuk gedung, di dalam gedung pun, meski full AC kami minta tetap dibuka semua pintunya agar sirkulasi terjaga," ujarnya. "Begitu pun tatalaksana upacara wisuda yang dirubah total tidak seperti biasanya. Saat prosesi pemindahan kuncir toga oleh rektor misalnya, selain tanpa diiringi jabat tangan, wisudawan juga bisa langsung pulang beserta orangtuanya, tanpa harus menunggu acara selesai," imbuh Amirul. (bin)
Sumber: