Warga Sumenep Digelontor Minyak Goreng Murah
Sumenep, memorandum.co.id - Pemerintah Kabupaten Sumenep bekerja sama dengan Kantor Cabang Bulog Madura menjual minyak goreng murah Rp 13.500 per liter di Pasar Anom Kota Sumenep, Jumat (4/3) siang. Penjualan minyak goreng murah itu dilakukan untuk menekan harga yang belum turun signifikan, meskipun pemerintah pusat telah memberikan subsidi harga minyak goreng. Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan, operasi pasar itu dilakukan karena harga minyak tidak kunjung turun meskipun stok di pasaran cukup. "Walaupun sekarang harganya sudah turun tapi tidak signifikan sehingga kami mencari solusi. Pemerintah daerah bersama Bulog Madura bekerja sama untuk memberikan subsidi guna meringankan masyarakat,” ujar bupati. Fauzi mengaku akan berusaha semampu anggaran daerah untuk melakukan operasi pasar di daerah lain termasuk di kepulauan. Ia juga mengharap operasi pasar ini bisa dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga, bukan untuk dijual kembali. “Saat ini baru pertama kali. Kalau harga minyak goreng tetap belum turun kami upayakan kembali melaksanakan operasi pasar,” imbuh dia. Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Sumenep Chainur Rasyid mengatakan, terdapat 3.600 liter atau 300 kardus minyak goreng ukuran 1 liter yang dilepas kepada masyarakat dengan syarat setiap pembeli maksimal mendapat 2 liter. Masih lanjut dia, ini ikhtiar pemerintah untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng. Ini sesuai harga yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 13.500 per liter. Supaya tidak salah sasaran, kami perketat pembelian agar satu orang tidak beli lagi, dengan cara menggunakan KTP dan cap jempol. "Kami akan koordinasi ke provinsi agar mendapatkan kuota lagi,” ungkap kepala dinas yang akrab disapa Inung tersebut. Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Madura, Suseno mengatakan, sejak pertengahan Februari 2022 sudah berusaha keras untuk mencari stok minyak goreng, tapi sangat kesulitan. Padahal rencana operasi pasar akhir Februari. “Ketika ada pabrik yang menyediakan dengan stok banyak, kami langsung ambil. Operasi pasar ini sampai stok habis. Khusus di Madura baru Sumenep, karena masuk kota pencatatan secara nasional. Setelah ini baru daerah Madura lainnya menyusul,” tutur Suseno. (aan)
Sumber: