Pedagang Daging Sapi Siap Mengadu ke DPRD Jatim
Surabaya, memorandum.co.id - Pedagang sapi tergabung dalam Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur siap mengadukan kebutuhan daging sapi segar dan kebutuhan stok sapi siap potong menjelang waktu Idul Fitri 1443 H/2022 M mendatang. Upaya ini untuk mengingatkan, agar kebutuhan masyarakat akan daging sapi segar tidak mengalami kendala. Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur, Muntowif mengatakan, memang saat ini harga daging belum mengalami kenaikan. Karena tradisi kebutuhan daging segar akan meningkat menjelang Idul Fitri 1443 H/2022 M, dan memasuki Idul Adha. "Kondisi harga daging segar yang ada sekarang di pasar tradisional se -Jawa Timur, belum mengalami kenaikan. Karena tradisi menaikan harga daging segar nanti akan terjadi pada saat menjelang waktu Idul Fitri 1443 H/2022 M. dan Idul Adha," terang Muntowif. Dirinya mengingatkan, agar pemerintah waspada dan selalu siap, jika sewaktu-waktu kebutuhan akan daging sapi segar meningkat. "Kalau tidak ada perhatian dari pemprov. Saya khawatir harga daging segar di pasar tradisional tidak terkendali dan sesuai dengan mekanisme pasar (suplay and deman, red)," tutur dia. Menurut Muthowif, bahwa sapi di Jawa Timur 4,93 juta ekor. Itu jumlah populasi sapi potong secara keseluruhan. "Ini total sapi sapi yang ada di Jatim, belum semuanya siap potong," tegas dia. Lanjut Muntowif, harusnya pemerintah menjelaskan terperinci. Jumlah sapi siap potong, Jumlah sapi bakalan, jumlah sapi betina, Jumlah sapi betina indukan, jumlah sapi betina yang majer, Ekor. "Tidak kalah pentingnya berapa jumlah sapi yang keluar Jatim," tutur aktivis 98 ini. Ia mengingatkan, jika melihat stok sapi siap potong ke pasar sapi tradisional, atau ke penggemukan yang ada di Jatim. "Tapi sayangnya di Jatim penggemukan sudah tutup, seperti di Mojosari dan Mojokerto," tegas dia. Sebelumnya, Wakil ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Mahdi mendesak stakeholder terkait di wilayah Pemprov Jatim segera turun tangan. Karena menipiskan stok daging sapi dan kebutuhan sapi potong menjelang bukan Ramadan dan Idul Fitri. "Kami minta pemerintah segera turun tangan, jangan sampai kejadian ini terulang setiap menjelang Ramadan," tegas Mahdi. Politisi PPP Jawa Timur ini, mengaku sedih. Karena satu persoalan belum selesai. Kini muncul persoalan lainnya. "Minyak goreng masih langkah di pasar, menyusul persoalan kedelai yang mahal. Kini kembali keresahan daging sapi yang menipis," kata Mahdi. Mahdi mendorong stakeholder Jawa Timur, tegas. Termasuk kebijakan subsidi pangan. Karena setiap kebutuhan rakyat yang disubsidi, ternyata selalu langka di pasaran. "Kami berharap ada solusi, sehingga rakyat tidak dirugikan," tutur Mahdi. (day)
Sumber: