Ngopi Bareng Bersama Wartawan, Komandan Kodim 0824 Jember Tebar Optimisme
JEMBER - Komandan Kodim 0824/Jember Letkol Inf La Ode M Nurdin bersama Forum Wartawan Lintas Media (FWLM) Jember menggelar diskusi dalam acara ngopi bareng bertajuk Jogo Apike Jember di kafe Tipis-tipis Jalan Danau Toba, Jumat (11/10) malam.
"Kita tampilkan pemberitaan menyejukkan, menggunakan narasi bahasa yang membangun optimisme. Yang lebih penting lagi, pers haruslah mengedukasi masyarakat," kata Komandan Kodim 0824/Jember Letkol Inf La Ode M Nurdin.
Menurutnya, insan pers adalah arus utama yang sampai kapan pun selalu dibutuhkan. Dalam konteks kebebasan, pers memiliki peranan yang sentral untuk menjaga kepentingan bangsa dalam kerangka NKRI. Sehingga, diperlukan membangun hubungan kemitraan yang baik dan harus terus berjalan.
"Mari kita bersama-sama membangun bangsa dan negara dengan menyuguhkan informasi yang positif. Tidak ikut serta memperkeruh keadaan yang masih keruh, dalam situasi dan kondisi sosial politik yang saat ini sedang bergejolak. Apalagi ini menjelang momen-momen pelantikan presiden dan wakil presiden serta Pilkada Jember," ujarnya.
Dia menambahkan, perbedaan itu hal yang lumrah, termasuk dalam pandangan politik. Karenanya, tidak ada alasan untuk tidak menjalin hubungan baik dan persaudaraan. Sehingga, harus selalu berada dalam satu bingkai kebhinekaan. Kalaupun ada konflik, bisa diselesaikan secara sederhana dan damai.
"Kalau memang kita merasa cinta terhadap tanah air ini dengan berdialog, tentunya dengan cara-cara yang damai. Jangan ada rasa saling menjatuhkan. Kita harus saling menghormati dan menghargai perbedaan masing-masing. Berikanlah tempat pada koridor hukum, sambil kita mempererat tali silaturahmi. Itu salah satu tindakan yang logis," tegas dia.
Sementara Ketua Forum Wartawan Lintas Media (FWLM) Jember Ihya Ulumuddin mengatakan, pers adalah pilar keempat demokrasi setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sehingga perannya penting dan sangat strategis dalam informasi massa. Selain juga tanggung jawabnya sebagai fungsi pendidikan dan sosial kontrol.
"Itulah sebabnya pers menjadi salah satu tolok ukur kualitas demokrasi di sebuah negara. Karena itu, kebebasan pers juga harus sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Jangan terbalik, nanti pers yang mengancam demokrasi dan masyarakat, kaitannya dengan informasi yang bohong atau palsu. Ini yang salah, sehingga pers harus menjaga hati nurani demi keberlangsungan demokrasi," ungkapnya.
Maka dari itu, lanjut dia, keberadaan pers harus menjadi penyeimbang dan penyaring informasi bohong atau hoax yang menimbulkan dampak keresahan di masyarakat. Meski dalam praktiknya, masalah pers sering menjadi sasaran pihak-pihak tertentu yang ingin melemahkan nilai nilai demokrasi kemudian dikait-kaitkan dengan politik.
"Dengan kata lain, kita bekerja harus lebih baik dan dalam menjalankan tugas sesuai dengan prinsip-prinsip jurnalistik. Memang, tidak bisa kita itu mencapai suatu kebenaran yang mutlak. Namun paling tidak, produk jurnalistik yang kita hasilkan, yang kita informasikan ke publik bisa berdampak positif. Harus menebar optimisme, bukan pesimisme yang membuat ketakutan," pungkasnya. (edy/udi)
Sumber: