Perajin Tahu di Jombang Mogok Produksi, Ini Penyebabnya

Perajin Tahu di Jombang Mogok Produksi, Ini Penyebabnya

Jombang, memorandum.co.id - Perajin tahu dibikin puyeng dengan meroketnya bahan komoditi kedelai. Seperti  yang dialami perajin tahu di Desa Mayangam Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Mereka tak dapat berbuat apa-apa dengan naiknya harga kedelai. Pasalnya, kedelai merupakan bahan utama pembuatan tahu. Karena dirasa sudah buntu, maka puluhan perajin tahu kompak melakukan mogok menghentikan produksinya selama lima hari ke depan. Terhitung mulai hari ini, Minggu (20/2) sampai Kamis, (25/2). Sehingga, sementara mereka juga tidak berjualan. Ketua Paguyuban Perajin Tahu Desa Mayangan, Jogoroto, Imam Subekhi mengatakan, bahwa aksi mogok yang dilakukan para perajin tahu merupakan langkah terakhir akinat mahalnya harga kedelai. "Kita tidak tahu harus mengadu kemana. Karena itu kita melakukan aksi mogok produksi, kita berhenti sementara kira-kira tiga sampai empat hari," katanya, Minggu (20/2/2022). Imam memaparkan, kalau produksi tahu di Paguyuban Sumber Berkah yang ia pimpin, per harinya bisa sampai sekitar 100 ton. Dengan rata-rata tiap perajin memasak tahu 12-15 kilogram. "Per masak 12-15 kilogram. Harga jual Rp 225 ribu-Rp 250 ribu. Per kilogramnya mendapat untung sebanyak Rp 20.000. Namun sekarang ya minus. Selama tiga bulan ruginya berkisar Rp 5.000-Rp10.000 per hari," paparnya. Imam menerangkan, bahwa di tahun 2022 ini harga kedelai tembus hingga Rp 11.300 per kilogram. Dibanding pada akhir 2021 lalu yang harganya Rp 9000 per kilogram. Sehingga membuat perajin tahu terus merugi. "Kalau potongan (tahu irisan, red) ini masih harga jual lama, belum harga jual penyesuaian. Lah kalau kita menyesuaikan harga sekarang ya belum bisa, khawatirnya gak laku. Kalau harganya tetap, kita merugi terus," terangnya. Imam mengungkapkan, anggotanya yang berjumlah 85 orang perajin tahu di beberapa desa ini, berharap ada solusi dari pemerintah atau dinas terkait dengan kesulitan yang dialami perajin atau produsen tahu. "Kami akan melakukan koordinasi dengan teman-teman paguyuban. Apakah nantinya menaikkan harga jual tahu secara serentak atau seperti apa, gitu," tegasnya. Kabid Sarana Perdagangan dan Barang Pokok Penting Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jombang Nursila Cahyaningrum mengakui, memang harga kedelai dipasaran semakin naik sampai kisaran Rp 12 ribu per kilogram untuk yang lokal. "Sedangkan yang impor sekarang kenaikan harga mencapai kisaran sampai Rp 11 ribu oer kilogramnya. Dan kenaikan ini tidak hanya berlaku di Jombang saja, tapi semua daerah di Indonesia," ujarnya, saat dikonfirmasi. Menurut keterangan Nursila, bahwa untuk impor, harga kedelai mengikuti pasar internasional. Sehingga apabila harga naik, maka pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa. "Harga kita kan mengikuti pasar internasional dari importir. Otomatis kita ndak bisa mengubah harga itu sendiri. Kita dari Disdagrin cuma bisa memantau di lapangan kondisi harganya dan distributor terkait kondisi stok sama barang ada apa tidak," terangnya. Selanjutnya, tandas Nursila, pihaknya akan berkoordinasi dengan tim TPID Kabupaten Jombang. "Tetap nanti kita berkoordinasi. Setelah nanti audiensi dengan para perajin tahu pada Rabu, (23/2) kita laporkan ke tim TPID untuk menyikapi ini," pungkasnya. (yus)

Sumber: