Khas Gresik, 9 Ekor Bandeng Jadi Motif Damar Batik NU
Gresik, Memorandum.co.id - Damar Batik NU dengan motif sembilan ekor bandeng dipilih menjadi seragam baru PCNU Gresik. Batik yang didominasi warna hijau itu dikenalkan saat acara puncak peringatan Harlah Nahdlatul Ulama ke-99 tahun, Jumat (18/2/2022) malam di Musala PCNU Gresik. Motif Damar Batik NU terinspirasi dari sejumlah filosofi. Salah satunya mengandung nilai kearifan lokal, yakni motif sembilan ekor bandeng. Ini secara sosial dan kebudayaan menggambarkan salah satu identitas beserta komoditas masyarakat Gresik. Jumlah sembilan dinisbahkan senagai Wali Songo. Selain warna hijau, terdapat pula campuran warna kuning dan sedikit warna merah tua. Kombinasi ini membuat tampilannya lebih elegan dan menawan. Dalam guratan tersebut, ada pula motif Tunas Bunga Siwalan sebagai simbol semangat anak muda. Motif lain, yang tertera di batik damar kurung, adalah lampu hiasan khas Gresik yakni “Damar Kurung” dari buah karya seniman kenamaan Masmundari. Tiga guratan Damarkurung dalam batik tersebut menyimpan pesan Iman, Islam dan Ihsan, atau juga Amaliah, Fikrah dan Harakah. Ketua PCNU Gresik KH Mulyadi, menjelaskan setelah peluncuran Batik Damar NU akan disosialisasikan kepada MWC NU beserta Banom-banom NU se Kabupaten Gresik. "Kami ucapkan terima kasih kepada angkatan kawula muda NU atas ide kreatif Batik Damar NU. InsyaAllah tanggal 27 Februari, baju ini akan kita pakai bersama-sama (Pelantikan PCNU Gresik, red)," katanya. Lebih lanjut, ia juga menyinggung petunjuk dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Tsaquf. Kaitannya dalam menyongsong bonus demografi. "Kami berharap kawula muda yang berada di lembaga mampu menjadi barisan terdepan dalam memajukan kiprah NU di Kabupaten Gresik," tutup Kiai Mulyadi. Sementara itu, Rois Syuriah PCNU Gresik, KH Mahfudz Ma'shum mengatakan peringatan harlah menysongsong satu abad usia NU, dapat dijadikan sebagai titik balik untuk menghayati jasa serta perjuangan ulama' NU. Ia juga mengajak para pengurus NU untuk terus menguatkan pemahaman terkait Aswaja An-Nadhliyah. "Kelompok yang besar yang tidak teratur, tidak tertib, dan kurang disiplin akan mudah dikalahkan oleh sekelompok kecil yang solid," tutur Kiai Mahfudz.(and/har)
Sumber: