Petani Surabaya Tidak Miliki Lahan

Petani Surabaya Tidak Miliki Lahan

SURABAYA - Nasib petani di Surabaya semakin mengenaskan. Banyak dari mereka yang tidak memiliki lahan pertanian lagi karena sudah dikuasai investor atau pengembang. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, sekarang ini ada sekitar 1.500 hektare lahan pertanian.  Dari luas lahan tersebut, yang dimiliki petani hanya 25 persen. Sedangkan sisanya 75 persen dikuasai investor. Kepala Bidang Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Rahmad Kodariawan mengatakan,  lahan milik investor itu belum dibangun perumahan. Maka oleh petani setempat dimanfaatkan dengan ditanami berbagai tanaman.”Lahan pertanian yang masih tersisa digarap 35 kelompok tani. Soal berapa jumlah petaninya, saya tidak hafal,” kata dia. Rahmad  mengakui lahan pertanian di Surabaya dulunya mencapai 20.000 hektare. Seiring dengan perkembangan zaman, luasan lahan pertanian terus menyusut hingga kini tinggal 1.500 hektare.  Dan, itu tidak menutup kemungkinan akan terus menyempit. Ini terjadi ketika investor mempergunakan lahan pertanian untuk perumahan mewah. Terkait nasib petani, Rahmad mengatakan, untuk yang di Kelurahan Jeruk, mereka diberdayakan untuk menggarap lahan pertanian terpadu milik Pemkot Surabaya. Diakui, memang ada petani Surabaya yang akhirnya membeli lahan pertanian di  Gresik, Mojokerto hingga Jombang. Sebab, di sana lebih siap. “Kami akan menggiatkan urban farming karena sempitnya lahan,” kata dia. Sementara itu, Ilham, petani di Sambikerep mengatakan,  lahan pertanian miliknya sudah dibeli pengembang perumahan mewah. Uang hasil penjualan sawah itu lalu dibelikan sawah lagi di Gresik.“Memang membeli sawah di Gresik lebih murah. Dan, sekarang tetap saya tanami cabai. Jadi saya tetap jadi petani,” tegas Ilham. (udi/be)

Sumber: