Broken Home (1)
Ditinggal saat Kelas 2 SMA
Suci (nama samaran) akhirnya jadi wanita karier. Meski tidak setinggi yang dicita-citakan, posisinya di sebuah perusahaan swasta cukup bisa dibanggakan. Kisah kasih perjalanan rumah tangga Suci vs suaminya, sebut saja Adam, dimulai semasa Suci masih duduk di bangku kelas dua SMA. Waktu itu orang tuanya bercerai. Yang terjadi selanjutnya teramat menyakitkan. Ayah dan ibunya meninggalkan rumah begitu saja tanpa menghiraukan Suci. Pergi membawa ego masing-masing. “Aku dititipkan ke Tante hanya lewat telepon,” kata Suci kepada pengacara yang mengurusi perceraiannya di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Gadis yang bercita-cita jadi wanita karier ini sempat drop meski sebelunya sudah memerkirakan kebersamaan kedua orang tuanya tidak bakal langgeng. Ini sudah dirasakan Suci sejak gadis ini duduk di bangku SMP. Ayahnya sering tidak pulang. Kabar yang dia curi dengar dari tetangga, ayahnya berselingkuh dengan seorang tenaga pemasaran asuransi ternama. Mereka bahkan pernah tepergok berduaan di rumah kos sang gadis. Ibunyalah yang memandegani penggerebekan itu bersama perangkat kelurahan dan polsek setempat. Bukannya tobat dan minta maaf, ayahnya malah marah dan uring-uringan kepada ibunya. “Emosi Ibu terbakar. Dia banting semua barang berharga di rumah. Ibu juga balas dendam menjalin hubungan dengan teman sekerja Ayah. Mereka hidup sendiri-sendiri. Aku yang jadi korban,” kata pengacara tadi, sebut saja Ikin, kepada Memorandum menirukan keluhan Suci. Gadis ini pun hidup bagai layang-layang putus benang. Memang ada tante yang dipasrahi mengurus Suci, tapi perhatian adik ibunya ini tidak mungkin diharapkan maksimal. Biaya sekolah Suci juga bermasalah. Dia sering nunggak. Suci bahkan terancam dikeluarkan. Katika hal ini sempat dikeluhkan kepada sang tante, perempuan tersebut berjanji bakal melunasi tunggakan Suci. Tapi sampai lewat enam bulan, janji tersebut tidak pernah dipenuhi. Akhirnya Suci nekat bekerja di sebuah rumah makan untuk memenuhi biaya sekolahnya. Dia bahkan memberanikan diri berutang kepada bosnya dengan alasan untuk bayar tunggakan biaya sekolah. Beruntung sang bos memberikan pinjaman kepada Suci. Di rumah makan itulah Suci berkenalan dengan Adam. Pemuda tersebut dipercaya sebagai kepala waiters. Meski hanya lulusan SMP, Adam mampu bekerja di atas tanggung jawabnya. Dia memang lincah, mampu menangani banyak hal. Witing tresno jalaran soko kulino, lambat laun Suci yang dipercaya menjaga kasir menaruh hati terhadap Adam. Pemuda ini memang terkesan kasar, tapi sebenarnya dia sangat baik. Suka membantu teman dan royal apabila memiliki rezeki lebih. Kepada siapa pun, terutama kepada Suci. Suatu saat Suci bahkan disarankan berhenti kerja dan fokus menekuni tanggung jawabnya sebagai pelajar. “Biar aku yang membiayai sekolah kamu. Kebetulan aku tidak punya tanggungan apa pun,” begitu penawaran Adam kepada Suci. (jos, bersambung)Sumber: