Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswa UINSA, Polrestabes Surabaya Turun Tangan
Surabaya, Memorandum.co.id - Kejadian dugaan pelecehan seksual oknum Dosen terhadap mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) belum kelar, kini kembali muncul kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan mahasiswa terhadap mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya di Kampus, Selasa (18/1). Informasi yang beredar di dunia maya melalui akun dengan nama @uinsa.garis.lurus. Akun tersebut menggunggah postingan dugaan pelecehan seksual terhadap mahasiswi Uinsa. Postingan akun di atas menyebarkan postingan akun peretas_19 yang berisi dugaan pelecehan seksual oleh mahasiswa berinisial S kepada seorang mahasiswi yang dilakukan seorang aktivis di salah satu fakultas di daerah Wonocolo. Beredarnya isu tersebut, langsung direspos oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya. Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana saat dikonfirmasi membenarkan isu yang beredar dugaan pelecehan seksual di Uinsa Surabaya di media sosial tersebut. Pihaknya langsung menerjunkan Tim PPA untuk mengecek kebenarannya ke pihak kampus. Namun setelah berkomunikasi dengan pihak kemahasiswaan, namun belum ada laporan terkait kejadian itu. "Benar tim siber kami menemukan adanya konten di media sosial yang mengarah pada informasi dugaan tindak pelecehan seksual di UINSA," kata Mirzal saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (18/1/2022). Mirzal mengungkapkan, pihaknya juga cek kontennya, namun menurut keterangan dari pihak kampus informasinya akan membentuk tim untuk menyelidiki kebenaran konten yang jadi trending di media sosial. Meski belum ada laporan, polisi tetap berupaya menyelidiki dengan menggali informasi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan mahasiswa terhadap mahasiswi. Sementara Kasubnit PPA Polrestabes Surabaya Iptu Tri Wulandari membenarkan isu tersebut. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak UINSA dan ditemui bagian kemahasiswaan pada Senin (17/1) malam. "Namun pihak UINSA mengatakan intinya belum ada laporan dan katanya sudah tahu kejadian ramai di media," jelas Wulandari. (rio)
Sumber: